Kemenhub Diminta Tegas Larang Terbang MAX 8 di Indonesia

Metrobatam, Jakarta – Pesawat 737 MAX 8 yang digunakan maskapai Ethiopian Airlines jatuh di Addis Ababa, Ethiopia, beberapa menit sejak lepas landas. Sebanyak 157 orang atau semua orang di dalam pesawat, kehilangan nyawanya.

Sebelumnya, sekitar 5 bulan, 737 MAX 8 yang merupakan besutan perusahaan penerbangan Amerika Serikat, Boeing, jatuh di Laut Jawa, Indonesia. Korban tewas mencapai 189 orang.

Artinya, dalam kurun Oktober 2018-Maret 2019, sebanyak 346 orang kehilangan nyawanya dalam sebuah kecelakaan yang melibatkan pesawat MAX 8 tersebut.

Anggota Ombudsman bidang Transportasi Alvin Lie meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tak ragu untuk melarang terbang pesawat serupa yang dimiliki maskapai Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Kemenhub perlu mencermati kecelakaan ini dan tidak ragu larang terbang sementara semua B737 Max 8 di Indonesia, demi mencegah terjadinya kecelakaan lagi,” kata Alvin Lie, Minggu (10/3).

Alvin menyebut kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines itu mirip dengan jatuhnya Lion Air PK-LQP pada Oktober 2018 lalu. Dia mengatakan pesawat itu menukik tajam pada ketinggian 8.000 kaki atau 2.400 meter.

“Pesawat tersebut jatuh atau menukik tajam pada menit ke-6 pada ketinggian 8.000 kaki. Mirip kecelakaan B737 Max 8 Lion Air,” ujarnya.

Boeing kirim tim investigasi

Boeing tak angkat tangan begitu saja, perusahaan yang berpusat di Seattle itu pun mengirimkan tim ke lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET 302 untuk melakukan investigasi lebih lanjut.

“Boeing sangat sedih mengetahui kematian penumpang dan awak di Ethiopian Airlines Penerbangan 302, sebuah pesawat 737 MAX 8. Kami menyampaikan simpati tulus kami kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari para penumpang dan awak di atas kapal dan siap untuk mendukung tim Ethiopian Airlines,” tulis Boeing dalam sebuah keterangan tertulis di websitenya maupun melalui Twitternya @BoeingAirplanes, Minggu (10/3).

“Tim teknis Boeing akan melakukan perjalanan ke lokasi kecelakaan untuk memberikan bantuan teknis di bawah arahan Biro Investigasi Kecelakaan Ethiopia dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS,” jelasnya. (mb/detik)

Pos terkait