Kemenhub Kerahkan 3 Kapal Bantu Cari 32 TKI yang Masih Hilang

Metrobatam, Jakarta – Sebanyak 22 orang meninggal dunia dan 32 orang masih dicari dalam tenggelamnya kapal TKI di perairan Batam. Kementerian Perhubungan mengerahkan 3 kapal untuk membantu proses pencarian.

“Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengerahkan kapal negara untuk membantu evakuasi korban dan melakukan operasi Search and Rescue (SAR) yaitu KN 330 dan KN 592 dari Kanpel Batam, dan KN Sarotama dari Pangkalan PLP Tanjung Uban,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Tonny Budiono, Kamis (3/11).

“Saya atas nama pribadi dan institusi menyampaikan rasa duka yang mendalam bagi para korban kecelakaan kapal kayu tersebut,” imbuhnya.

Tonny menyebut kapal yang terbuat dari kayu tanpa nama dan gross ton itu, mengangkut para TKI dari Malaysia ke Batam. Kapal itu tidak melalui prosedur sesuai peraturan yang berlaku dan lokasi keberangkatan kapal di Malaysia tidak terdaftar atau ilegal.

Bacaan Lainnya

“Saya menyayangkan sekali kejadian ini harus terjadi lagi di perairan Indonesia. Kapal kayu yang mengangkut TKI tersebut tenggelam akibat menabrak karang sehingga memakan korban jiwa dan banyak yang belum ditemukan. Hingga saat ini jumlah penumpang TKI yang diangkut kapal kayu tersebut belum jelas mengingat tidak adanya data manifes penumpang yang resmi,” papar Tonny.

Kapal kayu tersebut tidak terdaftar di Pelabuhan Batam dan menggunakan mesin di luar. Kapal dimaksud bertolak bukan dari pelabuhan resmi dan mengambil rute pelayaran yang tidak biasa untuk menghindari patroli laut baik dari Malaysia maupun Indonesia.

“Namun demikian, kami akan terus melakukan pencarian korban tenggelamnya kapal tersebut semoga para korban dapat ditemukan dalam waktu yang tidak lama,” kata Tonny.

Pencarian korban itu dilanjutkan pagi ini oleh 280 personel gabungan dikomandoi oleh Badan SAR Nasional (Basarnas). Menurut data terakhir dari BNPB, jumlah penumpang yang tenggelam di Perairan Tanjung Bemban, Kepulauan Riau berjumlah 101 orang.

“Tidak adanya manifes penumpang kapal menyebabkan pendataan sulit dilakukan dengan baik. Hingga pukul 18.00 WIB, dari 101 orang di kapal terdapat 18 orang meninggal dunia, 39 orang selamat, dan 44 orang masih dalam pencarian,” ungkapKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

BNP2TKI Kawal Pencarian
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menjamin lembaganya untuk mengawal dan mengawal proses pencarian dan pemulangan TKI yang menjadi korban.

Nusron menyadari, para TKI penumpang kapal tersebut merupakan TKI unprosedural. Meski demikian, dia menegaskan sudah menjadi kewajiban lembaganya untuk mengawal proses pemulangan TKI tersebut.

“Ini memang mereka TKI unprosedural. Tetapi, dalam masalah seperti ini Negara wajib hadir. Maka dari itu, kita terus mengawal pencarian korban sampai semua ditemukan,” ujar Nusron di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (2/11).

Untuk korban meninggal, lanjut Nusron, pihaknya akan mengantarkan jenazah sampai ke pihak keluarga. “Terhadap korban meninggal, kita akan kawal jenazahnya diantar sampai ke keluarganya. Dan bagi korban yang selamat, kita akan pastikan mereka dipulangkan sampai rumah juga sampai keluarganya,” kata Nusron.

Nusron juga mengatakan, BNP2TKI terus berupaya mensosialisasikan agar para TKI di luar negeri menempuh cara sesuai prosedur. Sebab, jika menggunakan cara tak sesuai prosedur akan berisiko tinggi.

“Selain akan menghadapi persoalan hukum di luar negeri karena tidak melalui jalur yang benar dan tidak ada dokumen resmi, mereka juga sangat rawan dari sisi keamanan. Kalau ke Malaysia misalkan, banyak yang nekat menggunakan kapal kecil yang rawan kecelakaan. Kita tentu tidak mau hal seperti it uterus terjadi, karena pemerintah tentu tidak ingin ada nyawa yang menjadi korban akibat nekad menjadi TKI dengan cara-cara seperti itu,” kata Nusron.(mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *