Kepala Suku di Papua Kutuk Tindakan KKB Sandera 15 Guru dan Tenaga Medis

Metrobatam, Timika – Penolakan untuk melakukan aktivitas yang dilanjutkan dengan penyanderaaan yang diduga terjadi terhadap 15 orang guru beserta tenaga medis di Distrik Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua, pada 3-17 Oktober 2018, menjadi sorotan semua pihak, terutama masyarakat Nduga sendiri yang berasal dari kabupaten itu. Jika benar penyanderaan terjadi disertai tindakan kekerasan dan asusila terhadap para korban, maka tindakan itu di kutuk oleh Kepala Suku Besar Nduga, Elipanus Wesareak.

Sebelumnya, dikabarkan Polda Papua, telah terjadi pelarangan melakukan aktivitas oleh para guru dan tenaga medis yang masuk ke wilayah Mapenduma. Pelarangan itu dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga dipimpin oleh Egianus Kogeya. Para guru dan tenaga medis disekap di Puskesmas Mapenduma sejak 3-17 Oktober. Bahkan, kabar yang disampaikan ada guru dan tenaga medis yang mendapatkan perlakuan asusila juga kekerasan.

Kepada awak media di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (24/10/2018), Elipanus bersama tokoh masyarakat Nduga dan tokoh agama dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menyampaikan keprihatinan jika hal yang dikabarkan itu benar-benar terjadi di Mapenduma. Pasalnya, tidak adanya jaringan komunikasi di wilayah itu sehingga membuat sejumlah pihak yang ingin mencari kebenaran akan peristiwa yang kini menjadi sorotan menjadi terkendala.

“Yang sebenarnya saya sudah dapat informasi, tapi mau di cek kebenaran, karena saya harus pastikan dulu kejadian ini benar atau tidak,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Meski demikian, atas peristiwa yang dikabarkan itu, pihaknya merasa sangat prihatin jika benar dialami oleh para guru dan tenaga medis di wilayah itu. Pasalnya, masyarakat lokal di wilayah itu rata-rata adalah masyarakat Nduga yang harus mendapatkan pelayanan pendidikan maupun kesehatan dari tenaga guru maupun medis. Sehingga, pihaknya tidak mengingkan karena perbuatan satu atau dua orang saja bisa membuat nama besar masyarakat Nduga ikut tercoreng.

“Siapapun dia, yang jelas kami mengutuk perbuatan yang seperti itu. Saya secara pribadi maupun mengatasnamakan suku saya, saya sangat kesal. Dan itu (bagi) saya, mau dibilang, mau diterima sebagai manusia juga tidak. Ini (perbuatan) kemanusiaan yang luar biasa, kok bisa dilakukan dengan hal yang seperti itu. Jadi pihak-pihak yang melakukan itu apakah manusia atau sejenis apa? Ini saya secara pribadi maupun mengatasnamakan suku saya, saya katakan saya menyesal dan saya kutuk,” ujarnya. (mb/okezone)

Pos terkait