Keren! Santri di Ponpes Serang Ini Pintar Bikin Robot

Metrobatam,Serang – Santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah Serang, Banten tidak hanya diajarkan mengaji dan berbicara bahasa asing. Tapi, santrinya juga diajarkan merakit dan merancang robot. Beberapa piala sempat didapatkan, mulai dari even regional sampai nasional.

Pesantren Assa’adah terletak di Cikeusal, Kabupaten Serang. Santrinya saat ini sekitar 960 orang. Menggunakan sistem pondok pesantren modern, santri setiap hari menggunakan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar. Selain belajar kitab kuning, santri juga diajarkan membuat robot.

Semenjak tahun 2012, santri di pesantren ini mulai rutin mengikuti even-even robotik mulai dari tingkat regional sampai nasional. Bahkan di tahun tersebut, mewakili pesantren, santrinya yang setingkat SMP sudah mengikuti World Robotic Olimpiade (WRO). Dari total peserta dari 75 negara, perwakilan santri pesantren ini masuk ke peringkat 20.

“Waktu itu perwakilan pesantren hanya dua yang ikut, Pesantren Assa’adah ikut yang setingkat junior high school,”kata Izza Fauzi selaku instruktur ekstrakurikuler robotik Pesantren Assa’adah kepada detikcom, Cikeusal, Serang, Minggu (22/10).

Bacaan Lainnya

Di tahun 2013, perwakilan dari pesantren ini mulai merambah even tahunan Indonesian Robotic Olllympiad (IRO). Waktu itu, murid setingkat SMP sudah bersaing dengan sekolah-sekolah favorite se-Indonesia. Meskipun gagal sebagai juara, perwakilan dari santri pesantren Assa’adah masuk semifinal sejajar dengan 8 besar.

Di tahun yang sama, waktu Indonesia menjadi tuan rumah WRO, perwakilan setingkat SMP dari pesantren ini juga bersaing dengan beberapa negara. Beberapa santri yang dikirim masuk di grup bersama Malaysia, Thailand, Singapura, dan Rusia di fase penyisihan. Sayangnya, ketika merebutkan posisi pertama babak penyisihan, perwakilan dari Assa’adah kalah dari murid Rusia.

“Kita sempat mengalahkan Singapura, Malaysia di fase penyisihan,” katanya.

Di tahun 2014, di even Creativ Kids National Competition, perwakilan dari tim pesantren mengikuti gelaran serupa. Di tingkat junior, perwakilan dari pesantren ini menjadi juara ke tiga dari dari ratusan peserta.

“Ini untuk membuktikan bahwa santri juga bisa bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan,” katanya.

Yang membanggakan, di tahun 2016, perwakilan pesantren ini mendapatkan juara umum, juara ke 3, dan best team work dan best desain di even robotik nasional CreativKids.

“Kita membuat robot yang nanti dikasih rintangan dan harus melewati rintangan itu,” ujar Izza menjelaskan.

Izza menjelaskan, ekstrakurikuler robotik di Pesantren Assa’adah saat ini berjumlah 5 tim. Selain oleh santri lelaki, ekstrakurikuler robotik ini juga digemari santriwati.

Pelatihan bagaimana merakit robot diberikan seminggu tiga kali. Selain untuk mengembangkan potensi santri, kemahiran merangkai robot juga untuk membuktikan bahwa santri pesantren dapat bersaing dengan murid dari sekolah umum.

Hari Rizki, salah satu santri kelas IX yang ikut dalam tim robotik pesantren mengaku gemar merakit dan merancang robot. Bahkan selain ingin menjadi santri, ia mengaku bercita-cita sebagai ahli robot ke depan. “Memang sudah cita-cita,” ujarnya. (mb/detik)

Pos terkait