Keseriusan Polisi Ungkap Kasus Rizieq Shihab Dipertanyakan

Metrobatam, Jakarta – Keseriusan polisi dalam mengungkap kasus yang menjerat pentolan Front Pembela Islam Rizieq Shihab dipertanyakan. Kasus dugaan pornografi dalam percakapan yang dilakukan Rizieq dengan Firza Husein tak kunjung dituntaskan.

Polisi terbilang lamban dalam mengusut kasus dugaan pornografi tersebut. Hampir enam bulan berlalu sejak kasus tersebut diperkarakan (29/5), Rizieq masih dikabarkan berada di Arab Saudi dan tak kunjung pulang ke Indonesia.

Kriminolog Kisnu Widagso mempertanyakan apakah kepolisian sudah mengajak kerja sama dengan Organisasi Polisi Kriminalitas Internasional (Interpol) untuk penyidikan kasus Rizieq.

Biasanya, kata Kisnu, polisi dapat menggunakan Interpol sebagai jembatan untuk mengajukan permohonan kepada pihak negara Arab yang memberitahukan keberadaan Rizieq sebagai tersangka di negara tersebut.

Bacaan Lainnya

Paling mudahnya, Kisnu menambahkan, kerja sama bisa dilakukan langsung antara kepolisian RI dengan Kepolisian Arab jika urusan Interpol tak terfasilitasi dalam perjanjian antarnegara.

“Pertanyaannya itu sudah dilakukan belum? Kalau memang dijembatani oleh interpol akan keluar red notice seperti semacam pemberitahuan bahwa Indonesia punya tersangka, mohon bantuannya untuk penegakan hukumnya apakah untuk mengidentifikasi, menemukan ataupun meminta bantuan melakukan penangkapan,” ujarnya ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (12/11).

Menurut Kisnu, ada sejumlah hal yang menjadi pertimbangan polisi ketika dinilai lamban dalam mengungkap kasus, antara lain berkaitan dengan sumber daya manusia dan biaya.

Kebimbangan polisi, Kisnu menilai, terkait dengan beberapa hal seperti dampak positif bagi masyarakat dan dampak yang bermanfaat. Selain itu, keberadaan Rizieq di Arab membutuhkan biaya besar untuk polisi menjemputnya sementara itu masih banyak kasus besar di dalam negeri.

“Kemudian, apakah kalau kasus ini diungkap keadilan di masyarakat akan terwujud atau tidak, apakah ada imbas positif ke masyarakat atau tidak, biasanya banyak hal yang menjadi pertimbangan polisi,” tuturnya.

Kisnu menganggap kasus Rizieq terkait pornografi tidak memberikan dampak terlalu besar bagi masyarakat ketika diungkap. Terlepas dari Rizieq merupakan tokoh yang dikenal oleh sebagian besar umat Islam.

Selain itu, menurt Kisnu, pornografi sendiri merupakan kasus atau hal yang sehari-hari dapat ditemui oleh masyarakat karena kecanggihan dari internet.

“Masih ada kasus yang lebih besar dampaknya seperti terorisme, narkotika atau yang berkaitan dengan anak-anak sebagai korban,” ucapnya.

Meski raga tak di Indonesia, Rizieq masih memberikan pengaruh terhadap kelompoknya.

Dalam sejumlah aksi organisasi kemasyarakatan yang berafiliasi Islam, Rizieq dengan leluasa ikut berbicara melalui kecanggihan teknologi seperti videocall atau telepon dengan telepon genggam.

Orasi Rizieq pernah terdengar saat aksi 299 di depan Gedung DPR MPR RI, Jumat (29/9) lalu. Suara Rizieq terdengar dari pengeras suara yang terpasang pada mobil bak terbuka yang dijadikan mobil komando aksi.

Orasi Rizieq saat itu menggarisbawahi pada kebangkitan PKI. “Omong kosong kalau yang mengatakan PKI tidak akan bangkit atau PKI sudah final, tidak akan bangkit lagi, omong kosong. PKI sudah akan bangkit lagi. PKI akan melibas kita semua kalau tidak merapatkan barisan sekarang,” ujarnya saat itu.

Suara Rizieq pun kembali terdengar saat peringatan satu tahun Aksi Bela Islam 411. Peringatan itu memperdengarkan ceramah Rizieq yang direkam dalam telepon genggam. Ceramah Rizieq tak jauh tentang perjuangan sejumlah Aksi Bela Islam dan hukuman kepada penista agama.

Lagi, suara Rizieq pun terdengar dalam acara tabligh akbar bertema Garut Bumi Islam di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (11/11). Rizieq ceramah melalui telepon genggam lantaran dihubungi oleh menantunya, Alatas, yang hadir di acara tersebut.

Dalam ceramahnya, Rizieq mengingatkan supaya semua umat Muslim bersatu dan jangan sampai terpecah belah. (mb/detik)

Pos terkait