Kisah Membanggakan Dua Tentara Pertama dari Suku Anak Dalam

Jpeg

Metrobatam, Jambi – Siapa menyangka bila warga suku terasing seperti suku anak dalam (SAD) di Jambi bisa menjadi prajurit TNI. Itulah yang terjadi di Jambi, dua orang SAD berhasil menjadi anggota TNI di satuan Batalyon Infanteri Rider 142/Ksatria Jaya di kawasan, Kasang, Jambi Timur, Kota Jambi.

Kedua prajurit tersebut, yakni Prada Budi, warga Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) Bukit 12, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Sedangkan Prada Yogi, warga Bungku, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Keduanya adalah satu leting (angkatan) masuk anggota TNI, yakni pada pendidikan tahun 2016 lalu gelombang kedua. Namun, keduanya baru selesai pendidikan tahun 2017 lalu pada gelombang pertama.

Ditemui di Mako Yonif Rider 142/Ksatria Jaya, Prada Budi yang berusia 20 tahun mengaku senang bisa menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Bacaan Lainnya

“Senanglah dan bangga bisa menjadi bagian prajurit TNI yang gagah berani dan bisa berjuang bersama-sama untuk membangun NKRI,” tandas Budi, Senin (5/1/2018).

Selain itu, dengan dirinya berhasil menjadi prajurit TNI, membuat Budi termotivasi mengajak rekan dan warga SAD lainya untuk masuk tentara dan profesi lainnya.

“Saya akan mencoba memotivasi kawan dan warga SAD lainnya agar lebih maju lagi, tidak terbelakang dan bisa mengetahui dunia luar. Dan tidak kalah penting memotivasi mereka untuk masuk tentara, kebanggaan rakyat Indonesia” ujarnya.

Diakui Budi, awalnya tidak tahu menahu apa itu tentara. Yang pertama kali mengajak masuk tentara, yakni gurunya sewaktu di Sekolah Dasar (SD) di kawasannya.

“Namanya Bu Guru Ade, istri dari Babinsa di sana, Serda Husni Thamrin. Dialah yang mengajak dan membimbing saya hingga masuk tentara,” tegasnya.

Namun, tidaklah mudah mengajak sosok Budi yang asli keturunan SAD. Meski berulang kali terus dibujuk. “Awalnya saya bingung apo itu tentro (tentara). Kata guru saya, Bu Ade, bagus jadi tentara, abdi negara, dicintai rakyat,” tutur Budi.

Meski berulang kali dibujuk, tapi dirinya masih belum juga tertarik. Barulah tiga tahun kemudian, pada tahun 2015 silam saat kunjungan Presiden Jokowi ke pemukiman SAD barulah tertarik masuk tentara.

“Saat itu, Pak Jokowi mengusulkan agar warga SAD Jambi ada yang masuk tentara. Selain itu, ada permintaan dari Pangdam Sriwijaya yang lalu Mayjen TNI Sudirman,” tandas Budi.

Tanya pada Pohon

Meski melalui proses yang panjang, akhirnya anak pasangan ayah Bebayang dan ibu Bebeda bersedia masuk TNI AD. Administrasi, dari KTP, akte dan surat lainnya diurusnya sendiri. Kejadian unik dan lucu pun terjadi, saat Budi ditanya akte kelahiran oleh petugas.

“Kalau pada orang biasa ada akte kelahiran, tapi kami SAD kalau lahir harus tanya pada pohon-pohon besar disana,” ujar anak keempat dari sembilan bersaudara ini.

Di ruang transit Mako Yonif 142/KJ, Budi juga menceritakan saat pulang kampung di TNKS Bukit 12, Kabupaten Sarolangun yang mengharukan.

Bahkan, video rekaman pulang kampung pada pertengahan Januari lalu menjadi viral di media sosial. Saat itu, kepulangannya untuk menjenguk ibunya yang sedang sakit. “Keluarga dan rekan saya senang nian melihat saya pulang kampung,” kata pria yang mempunyai nama adat SAD, Pencuri yang artinya kepercayaan

Disamping itu, Budi juga berterima kasih kepada Bu Ade dan suaminya Serda Husni Thamrin yang telah mengajak dan membimbingnya hingga menjadi prajurit TNI.

“Kalau tidak ada mereka yang gigih membujuk saya, mungkin tidak ada suku anak dalam yang jadi tentara dan bisa membanggakan mereka,” imbuh Budi.

Sebelum menjadi tentara, pria bercita-cita guru ini, mengaku masih ingin meraih cita-cintanya tersebut. “Suatu saat nanti, saya ingin menjadi guru bagi SAD, agar bisa mengajar dan mendidik mereka,” tuturnya.

Baginya, warga SAD mempunyai hak sama dengan warga lainnya di Indonesia, baik dari pendidikan, kesehatan dan lainnya.

“Dengan adanya saya ditengah-tengah mereka, akan mempermudah saya memotivasi SAD akan pentingnya pendidikan, menjaga keutuhan NKRI,” harap Budi.

Senada dengan Budi, rekannya dari SAD, Prada Yogi (23), sangat bangga bisa menjadi bagian TNI. Warga Bungku, Kabupaten Batanghari, Jambi tersebut ingin warga SAD lainnya bisa sama dengan warga pribumi lainnya.

“Saya juga ingin mengajak warga suku anak dalam belajar pentingnya pendidikan, supaya tahu dunia luar dan tekhnologi,” katanya.

Mereka berdua berharap, ada penerus dari suku anak dalam yang bisa jadi tentara dan tidak dipandang sebelah mata. “Kami bertekad memberikan yang terbaik dan bisa mengabdi untuk NKRI,” ujar Yogi.

Sementara Danyonif Danyonif Rider 142/Ksatria Jaya Mayor Inf Ikhsanudin S.Sos, MM mengaku bangga adanya orang rimba (SAD) bergabung di TNI.

“Saya berharap akan ada muncul budi-budi dari SAD lain dan bisa menjadi prajurit TNI yang tangguh dan ksatria dalam membela NKRI,” tuturnya yang didampingi Pasi Intel Yonif 142/KJ Lettu Inf Mairi Hendra S.Sos.

Menurut Danyonif, saat ini keduanya masih menjadi Tamtama Remaja di Batalyon. “Keduanya akan bergabung di kompi senapan menjadi tamtama penembak senapan dalam rangka mendukung tugas pokok satuan,” ungkap Ikhsanudin. (mb/okezone)

Pos terkait