Kutai Barat di Kaltim, Bakal Calon Ibu Kota Baru RI yang Masih “Sepi”

Metrobatam, Jakarta – Wacana pemindahan ibu kota negara semakin mencuat. Beberapa kota disebut-sebut akan menjadi ibu kota baru Negara Indonesia. Salah satunya ialah Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur.

Terdapat beberapa kriteria dari pemerintah untuk memilih Ibukota negara. Ketua Umum IAI Ahmad Djuhara menyebutkan sejumlah kriteria layak sebuah daerah menjadi Ibu Kota negara yang baru. Namun, satu faktor yang menurutnya paling penting adalah ketersediaan manusia di kawasan yang hendak dijadikan Ibu Kota negara itu.

“Yang biasanya orang lupa adalah ketercukupan manusianya. Jadi kalau manusianya enggak ada itu masalah. Kota itu kan isinya manusia. Peradaban dan dia melayani sesuatu, sebuah tujuan,” katanya dihubungi Okezone, Mei 2017.

Kabupaten Kubar saat ini dipimpin oleh Fx Yapan, S.H bersama Wakilnya H. Edyanto Arkan, SE dan beribukota Sendawar. Jumlah penduduk Kabupaten Kubar menurut Website Kementerian Dalam Negeri sebanyak 179.404 Jiwa, angka ini bertambah setiap tahunnya.

Bacaan Lainnya

Dikutip dari laman Resmi Pemerintahan Daerah Kabupaten Kubar, luas wilayah ini sebesar 20.381,59 kilometer persegi atau kurang lebih 15,79 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kubar memiliki 21 Kecamatan terdiri dari 236 Kampung dan 4 Kelurahan.

Berdasarkan data topografi, dominasi lahan di Kubar sangat curam (50,16%) dan curam (6,11%) dan selebihnya dengan kondisi datar, dan bergelombang. Wilayah ini meniliki daerah pegunungan mencapai 1.586.552,08 hektare atau lebih dari 50%, berada di bagian Barat Laut Kabupaten Kubar. Sedangkan luas wilayah datar hanya sebesar 10,35% atau 327.400,84 hektare dan terletak di bagian Tenggara Kabupaten Kubar.

Kondisi wilayah seperti ini berpotensi menimbulkan bahaya alam, berupa gerakan tanah, baik dalam volume besar (longsor) ataupun volume kecil (tanah retak). Berdasarkan peta bahaya lingkungan yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun 1999, sebagian besar Kabupaten Kubar potensial terjadi bahaya longsor karena mempunyai jenis tanah dengan tekstur berlempung, curah hujan yang tinggi, dan kemiringan lereng yang besar.

Pada Mei 2017 lalu, beberapa rumah di Kabupaten Kubar terendam banjir. Banjir ini disebabkan oleh Sungai Mahakam yang meluap. Banjir yang berlangsung selama sepekan dengan ketinggian mencapai 3 meter. Sebanyak 2.353 rumah terendam.

Sedangkan wilayah Kalimantan lainnya seperti Kabupaten Kotabaru mengalami banjir bandang Pada tahun 2016, Banjir itu menerjang Desa Sengayam dan Desa Batugah, Kecamatan Pamukan Barat, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Hujan deras itu terjadi selama 2 hari berturut-turut.

Menyadari akan pentingnya infrastruktur, maka misi Bupati dan Wakil Bupati Kubar yang pertama diletakkan dalam pemerintahannya periode 2016-2021 adalah Peningkatan pembangunan infrastruktur dasar publik yang semakin merata ke seluruh wilayah Kubar.

“Infrastruktur yang baik akan membawa dampak yang sangat signifikan pada tumbuh kembangnya perekonomian. Keberhasilan ekonomi inilah yang menyejahterakan rakyatnya,” tegas Bupati Kubar Yapan dalam website resmi Kabupaten Kubar.

Selain ketersediaan manusianya, Ahmad menyebutkan beberapa faktor lainnya yang juga penting dan mesti ada di sebuah daerah yang dijadikan Ibu Kota Negara.

“Banyak sekali ya, dari hal kelayakan ekologis, geografis, kemudian juga bahkan pertahanan ya, militer, kemudian administrasi, kemudian keterhubungan, infrastruktur kotanya,” tambah Ahmad.(mb/okezone)

Pos terkait