Metrobatam, Jakarta – Politikus Partai Bulan Bintang (PBB), La Nyalla Mahmud Mattalitti mengakui dirinya menyebarkan fitnah bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) merupakan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), pemeluk agama Kristen, maupun keturunan China.
Hal itu ia sampaikan karena mengaku risau terhadap isu-isu miring yang diarahkan kepada Jokowi pada Pilpres 2019 kali ini.
“Pertama kali saya begitu mau mendukung Pak Jokowi. Saya datang ke beliau, saya minta maaf, bahwa saya yang isukan pak Jokowi PKI. Saya yang fitnah pak Jokowi Kristen, China,” kata La Nyalla saat ditemui di kediaman Ma’ruf, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Selasa (11/10).
Mantan politikus Gerindra itu saat ini diketahui telah mendukung paslon nomor urut 01 dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma’ruf Amin. Dalam dunia politik, karier La Nyalla bersama Gerindra padam setelah ia mundur pascagagal mencalonkan diri dalam Pilgub Jatim 2018. Kala itu, La Nyalla pun ikut meributkan soal mahar untuk menjadi cagub jagoan Gerindra di Jatim.
Di kediaman Ma’ruf, La Nyalla pun mengaku dirinya turut menyebarkan tabloid Obor Rakyat di wilayah Jawa Timur dan Madura yang marak di Pilpres 2014 lalu.
Tabloid Obor Rakyat sendiri terbit pertama kali pada Mei 2014 dengan judul ‘Capres Boneka’ dengan cover utama karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri. Majalah itu pula yang menyebut Jokowi sebagai keturunan Tionghoa dan kaki tangan asing.
Meski demikian, La Nyalla mengaku telah meminta maaf langsung kepada Jokowi beberapa waktu lalu dan bersedia untuk mendukungnya di Pilpres
“Akhirnya saya datang ke beliau dan sampaikan, saya mau minta maaf tiga kali. Alhamdullilah dimaafkan, ya sudah,” kata mantan Ketua Umum PSSI tersebut.
Tak hanya itu, La Nyalla mengatakan dirinya kini mengenal Jokowi sebagai seseorang muslim yang taat beribadah dalam kesehariannya. Ia pun mengklarifikasi dengan tegas bahwa Jokowi bukanlah seorang PKI ataupun Kristen seperti yang ia tuduhkan dulu.
“Karena saya bukan oposisi, waktu itu wajar saya bilang gitu karena oposisi. Oposisi kan apa aja dihajar lawannya, karena sekarang saya bukan oposisi, saya harus tobat,” kata dia.
La Nyalla mengaku heran apabila banyak orang yang masih percaya terhadap isu Jokowi merupakan PKI dan keturunan Cina. Ia lantas menegaskan bahwa orang tersebut bodoh karena sudah gelap mata dalam melihat kenyataan yang sebenarnya.
“Kalau orang percaya itu saya anggap orang bodoh aja, saya anggap dia pertama dia masih cinta pada calonnya dia, kan kalau kita sudah gelap mata ya sudah ditutup (matanya),” kata La Nyalla.
Potong Leher Saya
La Nyalla juga mengaku optimistis pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin akan memetik kemenangan di Pulau Madura pada Pilpres 2019 mendatang. Hal itu ia katakan untuk merespon bahwa Pulau Madura masih menjadi basis pendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang.
“Saya kan udah ngomong, potong leher saya kalau Prabowo bisa menang di Madura,” kata La Nyalla.
Pada Pilpres 2014 lalu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengalami kekalahan dari Prabowo-Hatta Rajasa di empat kabupaten di Pulau Madura.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, total perolehan suara Prabowo-Hatta di Pulau Madura sebanyak 830. 968, sementara Jokowi-JK berjumlah 692.631 suara. Mantan Ketua PSSI itu mengatakan pada Pilpres 2014 lalu masyarakat Madura sangat sensitif terhadap isu Jokowi yang merupakan kader Partai Komunis Indonesia (PKI).
Terlebih lagi, mayoritas masyarakat Madura merupakan kelompok muslim yang taat dan tak simpatik terhadap PKI.
“Awalnya dikira Pak Jokowi ini PKI. Kan saya sudah jelasin, saya yang sebarin (Majalah) Obor. Orang Madura itu paling sensitif , paling tidak mau dibilang ini bukan agama Islam,” kata dia.
Lihat juga: Blak-blakan Jokowi Jawab Fitnah Asing-Aseng hingga PKI
La Nyalla menegaskan Jokowi merupakan sosok yang sangat taat terhadap ajaran Islam. Oleh karena itu, ia yakin masyarakat Madura dapat tercerahkan pada Pilpres 2019 mendatang. “Padahal yang [taat] Islam itu Pak Jokowi,” kata dia.
Selain itu, La Nyalla turut menargetkan kemenangan bagi pasangan Jokowi-Ma’ruf di Jawa Timur diatas 70 persen.
Ia mengaku telah bergerak secara senyap untuk membantu dan melakukan konsolidasi mesin pemenangan di Jawa Timur pada Pilpres 2019.
“Saya tidak perlu ngomong soal kontribusi. Pokoknya Anda tahu Pak Jokowi menang di jawa timur. Kalau dulu menangnya hanya 800 ribu kalau sekarang lebih jauh lagi. Targetnya saya Pak jokowi harus menang 70 persen ke atas,” kata dia. (mb/cnn indonesia)