LAPAN Mengimbau Telkom Segera Migrasi Satelit Telkom 1

Metrobatam, Jakarta – Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamludin, menyatakan kemungkinan Telkom 1 sudah terlalu tua sehingga mengalami gangguan yang saat ini dirasakan 63 pelanggannya di seluruh Indonesia dan asing. Menurut informasi yang diterimanya, satelit tersebut tidak keluar dari orbit seperti yang dirumorkan sebelumnya.

“Tampaknya tidak keluar dari orbit, informasi yang diterima di mitigasi bukan karena bergeser dari orbit,” kata Thomas saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (28/8).

Kendati demikian, LAPAN mengaku masih perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya. LAPAN menjabarkan sejatinya ada beberapa faktor yang kerap memengaruhi kinerja satelit, yakni cuaca antariksa atau gangguan orbit lain, Namun, Thomas menegaskan dua gangguan serupa nampaknya bukan jadi penyebab utama anomali satelit Telkom-1.

“Dari cuaca antariksa sedang kondisi tenang, jadi kemungkinan bukan karena itu. Yang jelas kemungkinan yang bisa diduga sejauh ini karena emang usia satelit Telkom 1 yang sudah cukup tua, 18 tahun, padahal umur rata-rata [satelit] sekitar 15 tahun. Hal itulah yang membuatnya menghadapi gangguan sistem satelit karena umurnya yang sudah tua,” lanjutnya.

Bacaan Lainnya

Melakukan Migrasi Secepatnya

Untuk melakukan proses pemulihan, Thomas berharap Telkom bisa sesegera mungkin melakukan migrasi penggunaan satelit Telkom 1. Migrasi bisa dilakukan dengan menggunakan Telkom 3S yang baru diluncurkan.

Jika merunut pada usia kewajaran operasional satelit, Thomas menegaskan sewajarnya Telkom sudah menerbangkan satelit pengganti ketika salah satu satelitnya mulai uzur.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Telkom Indonesia Alex J. Sinaga menerangkan bahwa pihaknya bersiap meluncurkan satelit Telkom 4 pada pertengahan tahun depan. Merujuk pada pengecekan kondisi setahun silam dengan pabrikan satelit Lockheed Martin, Alex menjelaskan masa orbit Telkom 1 baru habis pada 2018, meski diperkirakan masih bisa beroperasi hingga 2019.

“Slot Telkom 1 itu memang sudah kami rencanakan untuk Telkom 4. Rencana meluncur pertengahan 2018 nanti,” ujar Alex, di Graha Merah Putih, Jakarta, Senin (28/8).

Telkom sendiri belum menyebutkan hasil investigasi mereka bersama Lockheed Martin mengenai masih mampu atau tidaknya Telkom 1 kembali beroperasi secara normal. Namun jikalau tidak, perusahaan telah menyiapkan proses pemulihan dengan menggunakan Telkom-2, Telkom 3S dan satelit asing non telkom.

Layanan satelit Telkom Indonesia ditargetkan akan kembali normal pada 10 September mendatang. Pemulihan akan dilakukan secara bertahap. Hingga Senin (28/8) siang, pemulihan disebut baru mencapai 17 persen.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan gangguan yang dialami satelit Telkom sehingga membuat Anjungan Tunai Mandiri (ATM) perbankan banyak tidak bisa beroperasi alias offline terjadi di luar kendali.

Upaya perbaikan dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk maupun perbankan sudah dijalankan.

“Yang kemarin itu kan force majeure, suka-suka saja secara teknik kejadian seperti itu, tetapi bagaimana kita secepatnya melakukan recovery, gitu saja,” kata Rini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/8).

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, BI sendiri sudah melakukan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Telkom Indonesia dan para stakeholder yang terlibat.

“Jadi waktu hari Jumat itu kan ada suatu gangguan anomali bahwa perbankan yang menggunakan jasa pelayanan ATM-nya atau kantor kasnya menggunakan satelit Telkom-1 ada gangguan. Gangguannya sendiri masih akan dijelaskan karena Telkom sedang bicara dengan vendor yang internasionalnya. Tetapi kita sejak hari Jumat itu terjadi sudah melakukan pembahasan dengan perbankan. Kita juga membahas dengan OJK dan juga Kementerian Komunikasi,” kata Agus.

Upaya yang dilakukan pasca koordinasi, kata Agus, memindahkan sinyal para ATM pebankan nasional ke arah satelit lain yang dimiliki oleh Telkom.

“Jadi memang sebetulnya untuk satelit Telkom-1 itu sebetulnya sudah ada alternatif satelit yang lain, yaitu untuk satelit Telkom 2 dan satelit Telkom 3S. Dan langkah pertama adalah mereka mengalihkan agar posisinya tidak menggunakan satelit Telkom-1. Dialihkan ke Telkom-3S atau ada dua satelit yang lain yang juga menyediakan jaringan komunikasi untuk solusi,” papar Agus.

Sebagai bentuk tindak lanjut, kata Agus, Bank Indonesia dan OJK juga sejak pagi hari ini telah membahas kembali bersama Telkom dan 5 provider yang terlibat terkait dengan perkembangan antisipasi gangguan.

“Jadi kami harapkan proses untuk memindahkan antene yang tadinya diarahkan ke satelit Telkom-1 bisa diarahkan pindah ke alternatif satelit. Dan hal ini bisa kembali berfungsi,” ungkap dia.(mb/detik)

Pos terkait