LAPAN Rilis Citra Satelit Donggala dan Palu Pascagempa

Metrobatam, Jakarta – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyajikan data penginderaan jauh untuk mengetahui situasi di wilayah Palu, Sulawesi Tengah pasca dilanda gempa berkekuatan magnitudo 7,4 dan gelombang tsunami pada Jumat (28/9).

LAPAN sejak Jumat sore sudah membentuk tim dan menganalisas data satelit penginderaan jauh yang tersedia. Data yang digunakan adalah data SPOT 6/7, Pleiades, dan data DEM Nasional.

Tim menyajikan dua tipe informasi untuk dapat dipergunakan:

  1. Peta Citra Satelit wilayah terdampak Gempa dan Tsunami, Peta ini memberikan informasi kondisi bangunan, penutup lahan dan infrastruktur penting di wilayah yang berpotensi terkena dampak.Peta yang disajikan dalam bentuk peta skala 1: 5000 sehingga dapat digunakan untuk melihat kondisi dan situasi wilayah yang kemungkinan terkena gempa dan tsunami.
  2. Zona Potensi Genangan yang diperoleh dari model sederhana dengan menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) dengan skenario berbagai gelombang tsunami. Model belum memperhatikan daya dorong gelombang dan juga hambatan.

Peta ini menunjukkan zona potensi genangan, jika gelombang tsunami terjadi pada tinggi gelombang tertentu (2,5 m, 5 m, 7,5 m dan 10 m).

Bacaan Lainnya

Kemudian peta ini pun ditumpangsusunkan dengan peta citra satelit resolusi tinggi, sehingga dapat diperkirakan objek-objek apa yang terdapat dapat zona potensi genangan tersebut.

Dalam peta diketahui pada zona genangan terdapat berapa banyak rumah, penggunaan lahan maupun infrastruktur yang ada dalam zona tersebut.

Dua peta ini yang dengan cepat dihasilkan dalam waktu 1 x 24 jam untuk memberikan gambaran umum wilayah yang kemungkinan terkena dampak bencana.

Untuk memperkaya data, selain memprogramkan untuk memperoleh data setelah bencana, Tim juga mengaktifkan internasional charter untuk mendapatkan data penginderaan jauh dari komunitas internasional (International Charter on Space for Major Disaster) baik sebelum dan sesudah bencana.

“Jika ini diperoleh, maka dapat di analisa jumlah bangunan, penggunaan lahan dan area terdampak bencana,” tutur Kabag Humas LAPAN Jasyanto dalam pernyataannya, Minggu (30/9).

Tim Lapan rencananya akan bekerja bersama dengan komunitas internasional tersebut dalam waktu tujuh hari sesuai SOP yang ditetapkan dan dapat diperpanjang hingga 1 bulan. Produk peta akan disajikan dalam link berikut ini.

“Semoga bencana gempa dan tsunami dapat dipulihkan dengan cepat, kerja sama dan sinergi antara instansi pemerintah baik pusat dan daerah sangat penting,” pungkasnya. (mb/detik)

Pos terkait