Lapas Nusakambangan Kondusif Usai Keributan, Polisi Masih Berjaga

Metrobatam, Jakarta – Seorang napi Lapas Permisan Pulau Nusakambangan, Tumbur Biondy Alvian Partahi Siburian meninggal dunia akibat pertikaian antar-warga binaan. Kini situasi di lokasi telah kondusif, namun polisi masih berjaga di lokasi sebagai antisipasi.

“Dari kemarin sore sudah kondusif, sudah dipindahkan para pelakunya,” kata Kabid Humas Polda Jateng, AKBP Agus Triatmaja, ketika dihubungi detikcom, Rabu (8/11) malam.

Meski situasi telah kondusif, ia mengatakan kepolisian setempat masih melakukan pengamanan. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan terulang.

“Polisi di sana masih ada yang standby untuk mencegah atau antisipasi saja biar tenang. Di antaranya dari Brimob, Reskrim, Shabara, intel ada, intinya menjaga biar tetap kondusif,” ujar Agus.

Bacaan Lainnya

Agar tidak terjadi kejadian serupa, ia mengatakan kepolisian akan terus berkoordinasi dengan pihak lapas di pulau Nusakambangan. “Kita koordinasi dari lapas sana untuk mengantisipasi,” ungkapnya.

Sebelumnya pada Selasa (7/11) terjadi pertikaian antar-narapidana di Lapas Permisan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Bermula dari satu napi yang memiliki permasalahan dan menyebabkan napi lain yang sedang berbaur di lapangan lapas ikut terpancing.

Atas kejadian itu, satu napi meninggal dan tiga napi lainnya luka-luka. Untuk mencegah pertikaian susulan, selanjutnya napi yang ada di Lapas Permisan pindahkan ke Lapas Pasir Putih dan Lapas Batu. Kedua kelompok tersebut ditempatkan dalam lapas terpisah, hal ini untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan.

Ini Cara Ditjen PAS

Ditjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM memiliki cara agar kejadian serupa tidak terulang.

“Solusinya kita memetakan napi-napi yang punya potensi kerusuhan dengan berisiko tinggi high risk misalnya napi teroris, napi bandar narkoba atau napi umum di luar narkoba yang punya potensi kerusuhan, napi itu ditempatkan di lapas yang cocok,” kata Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Ade Kusmanto, saat dihubungi detikcom, Rabu (8/11) malam.

Ia menyebut saat ini napi-napi risiko tinggi telah dipetakan sejak awal 2017. Jika ada potensi kerusuhan, maka napi yang memiliki masalah akan dipindahkan ke lapas yang keamanannya level tinggi. Diantaranya di lapas Nusakambangan, Lapas Gunung Sindur Bogor, Lapas Kasongan Kalimantan Tengah, lapas di Langkat Sumatera Utara.

“Sekarang fokus pemerintah, di kita progresnya membangun lapas high risk. Kalau napi umum yang lama di datangkan napi dari lapas lainnya, namanya manusia yang punya masalah, selama menjalin hubungan sosial ada miss sehingga terjadilah perselisihan,” ujar Ade.

Namun, jajarannya telah mengimbau kepada para napi agar saling menghormati sesama warga binaan. Serta mendahulukan toleransi antar sesama agar mencegah kericuhan.

“Kita imbau kepada mereka, semua warga binaan itu diimbau untuk tidak melakukan gangguan ancaman ketertiban. Diimbau menjaga toleransi karena kan perbedaan bukan hanya ada di lapas, di lingkungan masyarakat luar lapas ada perbedaan juga. Caranya mengimbaunya kita tingkatkan mental pembinaan melalui agamanya, saat mereka ibaah dimasuki amanah-amanah saling menghormati di dalam penjara, supaya mereka tidak jenuh diberi keterampilan juga,” ujarnya.

Sebelumnya pada Selasa (7/11) terjadi pertikaian antar narapidana di Lapas Permisan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Bermula dari satu napi yang memiliki permasalahan dan menyebabkan napi lain yang sedang berbaur di lapangan lapas ikut terpancing.

Atas kejadian itu, satu napi meninggal dan tiga napi lainnya luka luka. Untuk mencegah pertikaian susulan, selanjutnya napi yang ada di Lapas Permisan pindahkan ke Lapas Pasir Putih dan Lapas Batu. Kedua kelompok tersebut ditempatkan dalam lapas terpisah, hal ini untuk mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan. (mb/detik)

Pos terkait