Lombok Diguncang Gempa 16 Orang Tewas, Jokowi Langsung Pimpin Ratas

GEMPA LOMBOK

Metrobatam, Mataram – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat, menerima laporan sementara sebanyak 16 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) di Pulau Lombok, pada Minggu pukul 06.47 WITA.

“Jumlah korban meninggal dunia yang dilaporkan hingga pukul 20.00 WITA sebanyak 16 orang,” kata Kepala BPBD NTB H Mohammad Rum, ketika dihubungi di Mataram, Minggu (29/7/2018) malam.

Korban meninggal dunia di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, sebanyak sembilan orang, yakni Papuk Bambang (60), Zahra (3), Adiatul Aini (27), Herniati 35), Firdaus (7), Mapatul Akherah (7), Baiq Nila Wati (19), Herli (9), dan Fatmirani (27). Sedangkan di Kecamatan Sembalun, atas nama Inak Marah (80).

Sementara korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak empat orang, yakni Juniarto (8), Rusdin (34), Sandi (20), dan Nutranep (13). Ada juga dua orang wisatawan meninggal dunia, yakni Siti Nur Ismawida (30), warga Malaysia yang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan tembok rumah warga Sembalun tempatnya menginap. Selain itu, Muhammad Ainul Muksin, asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang tewas tertimpa material longsor di jalur pendakian Gunung Rinjani.

Bacaan Lainnya

Jenazah pendaki tersebut masih belum bisa dievakuasi dari atas gunung karena jalur pendakian tertutup material longsor.

“Untuk proses evakuasinya, silakan hubungi Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram,” ucap Rum.

Selain korban meninggal dunia, BPBD NTB juga menerima laporan sementara jumlah korban luka berat dan ringan di Kecamatan Sambelia, yang dirawat di lapangan Obel-Obel sebanyak 51 orang, Puskesmas Belanting 62 orang, dan Puskesmas Sambelia sembilan orang. Sedangkan di Kecamatan Sembalun, sebanyak 29 orang.

Di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak lima orang mengalami luka berat, dan 41 korban luka ringan.

Untuk jumlah rumah yang rusak di Kabupaten Lombok Timur mencapai lebih dari 1.000 unit, baik rusak berat, sedang dan ringan. Sedangkan di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak 41 rumah rusak berat, 74 rusak sedang, dan 148 rusak ringan.

BPBD NTB sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lombok Timur, dan Lombok Utara, terkait penanganan para korban luka dan warga terdampak gempa yang belum berani kembali ke rumah karena khawatir terjadi gempa susulan.

“Kami sudah membangun tenda posko penanganan. Begitu juga dengan tenda kesehatan lapangan dan tenda bagi pengungsi. Begitu juga dengan bantuan bahan makanan cepat saji sudah disalurkan,” kata Rum.

Gempa Susulan Masih Terasa

Gempa kembali terasa kuat di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Warga berlarian ke luar gedung. Pantauan detikcom di kantor Kecamatan Sembalun, gempa susulan itu terjadi pada Senin (30/7) sekitar pukul 00.42 Wita. Warga berteriak dan menyelamatkan diri keluar kantor.

“Gempa!” ujar salah seorang warga sambil berlari.

Gempa hanya terasa beberapa detik. Belum ada penjelasan resmi mengenai getaran yang dirasakan warga itu.

Sebelumnya, gempa 6,4 SR mengguncang sejumlah kawasan di NTB, Minggu (29/7) pagi. Sejauh ini 17 orang dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian itu.

Adapun di Jakarta, Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG), M Sadly, mengatakan hingga pukul 23.00 WIB, terlah terjadi 213 kali gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat. BMKG menilai gempa itu tidak berpotensi tsunami.

“Ada 213 gempa susulan. Artinya gempa susulan bisa dikatakan orang panik banyak tapi dari sisi kaidah ilmiah itu suatu penting untuk pelepasan energi bahkan kalau nggak lepas energinya jadi bahaya,” kata Sadly kepada wartawan di kantor BMKG, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sadly mengatakan intensitas kekuatan gempa susulan itu terus menurun dan tidak lebih kuat dari gempa awalnya. Ia mengataka jika BMKG memerlukan waktu sekitar tiga hari untuk menentukan apakah gempa itu sudah selesai atau masih ada gempa lanjutan.

Selain itu, sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita mengatakan gempa yang terjadi di Lombok sampai sekitar pukul 21.00 WIB sudah terjadi sebanyak 203 kali. Gempa itu pun diperkirakan tidak berpotensi terjadinya tsunami.

“Gempa yang terjadi di Lombok pagi tadi tidak berpotensi tsunami. Gerhana bulan tidak bersangkutan dengan gempa bumi tersebut,” kata Kepala BMKG Dwikorita melalui video conference di kantor BMKG.

Sebelumnya, Gempa 6,4 SR yang berlangsung pagi tadi dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali. Berdasarkan informasi terakhir, jumlah korban jiwa mencapai 16 orang.

Jokowi Langsung Pimpin Ratas

Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung memimpin rapat terbatas (ratas) tentang gempa dengan kekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa yang terjadi pada Minggu, (29/7/2018) saat tiba di Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Besar.

Jokowi telah memerintahkan segenap jajarannya, baik Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menteri Sosial, Menteri PU dan Perumahan Rakyat, dan Panglima TNI untuk segera bergerak membantu masyarakat yang terkena musibah tersebut.

“Kita harapkan sore atau besok pagi sudah terorganisasi untuk turun semuanya sehingga dari pusat, dari provinsi, dan dari kabupaten bisa bergerak bersama-sama,” ungkap Presiden Jokowi.

Presiden berencana mengunjungi langsung lokasi bencana dan menengok para korban esok hari. “Ya tadi sebetulnya sudah diatur mau ke sana tapi karena kemalaman jadi besok pagi-pagi ke lokasi bencana. InsyaAllah besok pagi,” tuturnya.

Tampak hadir dalam rapat terbatas tersebut, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, serta Komandan Paspampres Mayjen TNI Mar. Suhartono.

Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada pukul 15.05 WITA setelah menempuh perjalanan selama 60 menit dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan RJ-85 dari Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Dari Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, Presiden dijadwalkan akan meresmikan fasilitas Pesantren Modern Internasional Dea Malela yang berada di Kabupaten Sumbawa Besar.

Setelah meresmikan fasilitas pesantren tersebut, Presiden dan Ibu Iriana langsung menuju hotel tempatnya bermalam untuk melanjutkan kegiatan kunjungan kerja keesokan harinya. (mb/okezone)

Pos terkait