Luhut Minta Masuknya Pekerja China Tak Dijadikan Isu SARA

Metrobatam, Jakarta – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berharap, masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China tidak digulirkan sebagai isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).

Menurut Luhut, TKA China mengerjakan tugas yang tidak bisa dilakukan pekerja domestik. Hal itu dilakukan perusahaan yang bersangkutan dalam merealisasi investasinya.

Sebagai contoh, Luhut menjelaskan, China sudah menggelontorkan banyak uang untuk kompleks smelter di Morowali yang dikelola PT Indonesia Morowali Industrial Park dan Konawe yang dikelola PT Virtue Dragon Nickel.

Dalam merealisasikan investasi tersebut, investor China membutuhkan pembangkit listrik berkapasitas 2 ribu megawatt (MW) yang dikerjakan dalam kurun 24 bulan.

Bacaan Lainnya

Hanya saja, kemampuan tenaga kerja Indonesia tidak bisa melakukan pembangunan tersebut. Sehingga menurut Luhut, wajar saja investor China menggunakan tenaga kerjanya demi merealisasikan pembangunannya.

“Ya memang (pekerja China) harus masuk, karena skill pegawai kita tidak banyak. Kami hanya cari solusi, sehingga jangan bikin isu SARA di sini,” papar Luhut di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (18/10).

Meski memperbolehkan TKA masuk, pemerintah janji tetap akan tegas terhadap investor di mana Penanaman Modal Asing (PMA) asal China wajib bangun politeknik agar tercipta transfer pengetahuan.

Dengan demikian, secara bertahap, TKA asal Negeri Tirai Bambu itu pun akan kembali ke negaranya.

“Jadi selama tiga sampai lima tahun ke depan, jumlah pegawai asing bisa berkurang,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, Indonesia masih membutuhkan investasi asal China dalam menggarap kawasan terpadu dan memiliki nilai investasi yang menarik.

Tawaran investasi Indonesia itu telah disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road Mei silam, di mana pemerintah telah menawarkan proyek investasi senilai US$201,6 miliar di tiga provinsi untuk diintegrasikan kepada proyek jalur sutera modern tersebut.

“Kami minta investasi yang terintegrasi, dan ini sudah berjalan. Dan kalau memang ada masalah (dalam realisasinya), kami bersedia menjelaskan,” paparnya.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi asal China dan Hong Kong tercatat US$2,97 miliar hingga semester I 2017.

Dengan raihan 19,12 persen dari total realisasi PMA US$15,53 miliar di waktu yang sama, penanaman modal dari China menduduki peringkat ke-3 setelah Singapura dan Jepang.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah TKA asal China per 2016 mencapai 21.271 orang. Angka ini meningkat 21,44 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 17.515 orang. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait