Mantan Teroris : Pelaku Teror Thamrin Amatiran

Mantan teroris Ali Fauzi Manzi  (Foto Nur Azizah)
Mantan teroris Ali Fauzi Manzi (Foto Nur Azizah)

Metrobatam.com, Jakarta – Ali Fauzi Manzi, mantan anggota militer MILF angkatan 94 juga mantan teroris, dia menilai pelaku aksi teror bom yang terjadi di Jalan MH Thamrin, pada 14 Januari 2016, masih tegolong amatir. Hal tersebut diketahuinya berdasarkan dari kualitas bom yang digunakan pelaku teror.

Adik terpidana kasus terorisme Ali Imron ini memang terkenal dengan keahliannya dalam merakit bom. Sehingga, ia pun dapat membedakan seberapa baik kualitas bom tersebut.

“Itu mah bom ecek-ecek. Cuma modal Rp 400 ribu. Pelaku teror yang kemarin masih amatir. Mereka gagal,” kata Ali usai mengisi diskusi ‘Membedah Pola Gerakan Radikal di Indonesia’ di Gedung Sasana Widya Sarwono, LIPI, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2016).

Ali pun tak asing dengan salah seorang terduga pelaku teror Afif alias Sunakin. Pasalnya, Afif yang turut tewas dalam kejadian itu merupakan salah seorang muridnya dalam merakit bom.

Menurut dia, sikap radikal Afif meningkat selama mendekam di balik jeruji besi. Tak hanya Afif, kata dia, banyak narapidana teroris lain yang semakin radikal selama dipenjara.

“Karena mereka kembali dengan komunitasnya lagi. Tambah radikal. Seharusnya teroris dibuatkan kamar khusus yang hanya dihuni satu orang,” tutur mantan anggota Al-Qaeda itu.

Ia pun menyarankan agar adanya penguatan pemahaman agama Islam yang toleran dan pendekatan persuasif untuk mencegah masuknya paham kelompok radikal. Sebab, dirinya berhasil keluar dari gerakan radikal lantaran adanya pendekatan persuasif dari salah satu peneliti di Kementerian Agama.

“Berkat beliau saya bisa ‘sembuh’. Pendekatan persuasif itu sangat penting. Saya juga ditawarkan untuk melanjutkan sekolah S2,” ungkapnya.

Terkait sosok Bahru Naim yang disebut sebagai otak teror bom Thmarin, Mantan guru perakit bom di Filipina ini menilai sosok Bahru Naim bukanlah seorang yang istimewa seperti yang digembor-gemborkan polisi.

Saat ini, Ali mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Lamongan, Jawa Timur. Dirinya juga kerap diundang ke Malaysia untuk mengajar. Tak hanya itu, kini, mantan Komandan Milisi Ambon itu menjadi pendamping mantan dan korban teroris.
(metrotv)