Melalui Kerajinan Anyaman, Veteran Ini Bertahan Hidup

Kebebasan berekspresi yang hari ini kita rasakan tidak lepas dari jasa para pahlawan. Namun, perjuangan masih dilakukan sebagian para pejuang, meski Indonesia sudah merdeka. Bukan melawan penjajah, tetapi melawan kebutuhan hidup.

Salah satunya, Sukijan (82), warga Dusun Kajar II, Karangtengah, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta ini. Tahun 1945, dirinya tergabung dalam tentara sukarelawan di Kepulauan Riau, melawan tentara Inggris selama tiga tahun. Tidak hanya itu, tahun 1965 ia juga bergabung dengan Kesatuan Sukarelawan Banpir Diponegoro I.

“Aku ijeh kelingan numpak kapal lima dino, nem bengi arep tekan Riau (Saya masih ingat naik kapal perang selama lima hari enam malam menuju Riau),” katanya, saat ditemui dirumahnya, Kamis (10/11).

Namun, dulu ia berjuang untuk Negara, meski harus mempertaruhkan nyawa dan meninggalkan keluarga. Saat ini, ia masih terus harus berjuang untuk bertahan hidup. Saat ini, ia bersama istri, Romlah (66), tinggal di rumah seluas 6 meter kali 9 meter yang terbuat dari anyaman bambu yang sudah nampak sudah usang akibat termakan usia.

Bacaan Lainnya

Di sekitar bangunan rumah, nampak tumpukan tomblok (kerajinan anyaman bambu) yang belum laku dijual. Kerajinan inilah yang ia gunakan untuk menyambung hidup sejak tidak mengikuti perang. Namun, pendapatannya dari menjual tomblok tidak menentu.

“Saya setiap hari membuat tomblok, lalu dijual ke pasar atau orang-orang membutuhkan. Uangnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan membayar uang sekolah cucu,” bebernya.

Diakui Sukijan, setiap bulan dirinya mendapatkan uang pensiun sebesar Rp2 juta. Namun sebagian harus ia gunakan untuk membayar utang. Itulah alas an mengapa ia masih harus terus bekerja. Ia menegaskan, enggan berpangku tangan menunggu bantuan.

“Sebetulnya saya sudah dapat dana pension, tapi sudah saya ambil dulu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tinggal Rp1 juta setiap bulannya,” tuturnya.

Sementara ia membuat anyaman bambu, istrinya, Romlah, harus bekerja di ladang sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. “Lumayanlah menambah uang untuk beli makan,” imbuh Romlah.

Sukijan mengaku, tidak berharap banyak dari pemerintah. Ia hanya ingin para legiun veteran seperti dirinya lebih diperhatikan. Apalagi masih banyak rekan seperjuangan yang masih membutuhkan bantuan dari pemerintah.

“Masih banyak rekan saya yang kondisinya lebih parah. Untuk itu saya mohon pemerintah memperhatikan,” tutur Sukijan.

Pengatur hak kesejahteraan urusan cadangan Veteran Kementerian Pertahanan di Gunungkidul,, Paula Sri Pancawarna mengatakan, saat ini ada sekira 351 veteran bersama janda dan keluarganya yang ada di Gunungkidul. Dari jumlah tersebut masih ada sekira 20-an yang masih hidup kurang mampu.

Diakuinya, sampai saat ini masih ada veteran yang belum terdata, sehingga tidak mendapatkan bantuan. Untuk itu, pihanya meminta peran aktif masyarakat melaporkan jika ada yang mengetahui keberadaan veteran.

“Veteran mendapatkan bantuan sebanyak Rp1,4 juta dan dana kehormatan Rp750 ribu setiap bulan,” kata dia.(okezone)

Pos terkait