Mengharukan, Ini Alasan Pengantin Perempuan Minta Maskawin Es Cendol

Metrobatam, Lampung – Kisah pernikahan sejoli di Lampung Timur jadi viral di media sosial karena maharnya berupa es cendol. Pengantin perempuan pun bercerita soal alasannya meminta mahar tersebut.

“Itu ceritanya bisa viral karena orang tahunya maharnya cuma es cendol saja, padahal nggak,” kata pengantin perempuan, Cicih Jayanti (20), saat dihubungi detikcom lewat telepon, Selasa (19/2).

Cicih menceritakan dirinya cukup lama mengenal sang kekasih, Muhammad Rohman (23). Mereka satu kampus di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Lampung dan satu komunitas di Pustaka Bergerak Indonesia. Sama-sama suka kegiatan sosial di bidang pendidikan, khususnya dalam meningkatkan minat baca terhadap anak-anak.

Cicih mengatakan tertarik kepada Rohman karena saat itu Rohman menjadi tukang cendol pustaka keliling. Bukan sembarang cendol, Rohman di gerobak motornya juga menyediakan berbagai buku bacaan untuk anak-anak.

Bacaan Lainnya

“Itu pun bukan es cendol biasa, tetapi cendol lele, cendol tapi ada daging lelenya,” jelas Cicih.

Menurut Cicih, Rohman juga ikut mengajar anak-anak ini sembari berjualan cendol. Rohman juga punya program satu gelas cendol gratis ditukar dengan buku bacaan, yang nantinya akan dipergunakan untuk memperbanyak koleksi bacaan. Cicih merasa terkesan atas apa yang dilakukan Rohman sehingga dirinya di depan rumah ikut membuat pendopo baca untuk anak-anak.

“Ya salah satunya, rasa kagumlah, dia mahasiswa tapi kok nggak malu ya jualan cendol keliling sambil minjemin buku-buku ke anak-anak, ngajarin anak-anak, kayaknya luar biasa. Kalau orang dewasa bisa menyumbangkan buku ke dia. Buku satu dikasih cendol gratis. Nanti buku-bukunya dimanfaatkan untuk anak-anak membaca,” jelasnya.

Cicih dan Rohman pun ternyata saling menyukai sehingga mereka mengikat janji suci pada Rabu, 30 Januari 2019. Prosesi ijab-kabul dilaksanakan di Musala Al-Amiriyah, Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur.

Cicih mengatakan soal mahar sebenarnya bukan hanya es cendol. Selain Dia juga meminta mahar Surat Al-Ikhlas. Ada pula uang Rp 100 ribu atas saran dari penghulu.

“Awalnya aku cuma minta Surat Al-Ikhlas dan segelas cendol. Cuma dari pihak penghulunya katanya harus ada uang tunai. Akhirnya ya sudah seikhlasnya suamiku aja ngasihnya berapa. Akhirnya ya sudah langsung cash gitu Rp 100 ribu. Kita melangsungkan pernikahannya di dalam musala di depan rumah saya,” ucapnya.

Sementara mahar cendol itu mungkin buat orang lain sederhana, tidak demikian untuk Cicih. Mahar cendol itu, menurutnya, adalah mahar terbaik yang mengingatkannya akan momen berharga, awal perkenalan dan kekagumannya kepada suami.

“Pertanggungjawaban mahar itu kan ya untuk kita juga nanti setelah menikah. Kita memilihnya yang sederhana tapi berkesan. Mengesankan untuk kitalah. Kenapa Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Ikhlas kan mudah diamalkan, setiap hari bisa dibaca. uang 100 ribu itu kan permintaan penghulu, tapi bisa bermanfaat bisa saya belikan hijab atau apa. Kalau cendolnya langsung saya minum, langsung habis. Tapi kan berkesan. Ha-ha-ha…,” jelas Cicih. (mb/detik)

Pos terkait