Menhan Rangkul Negara Tetangga Bendung ISIS di Asia Tenggara

Metrobatam, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan merangkul negara-negara tetangga di Asia Tenggara untuk mengantisipasi penyebaran kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Saat ini ISIS sudah sampai Filipina Selatan dan menguasai Kota Marawi, salah satu wilayah di Mindanao itu.

“Nanti saya akan bertemu dengan Malaysia dan Filipina karena jika dibiarkan ISIS bisa mencar ke mana-mana,” kata Ryamizard saat di gedung Kementerian Pertahanan, Rabu (31/5).

Dalam kesempatan yang sama, Ryamizard juga membicarakan persoalan ISIS dengan Menteri Pertahanan Selandia Baru Mark Mitchell.

Dalam pembicaraan tersebut Ryamizard mengingatkan bahwa ancaman dari Malaysia dan Filipina bukan hanya soal perompak di laut, tapi juga ancaman kelompok radikal ISIS.

Bacaan Lainnya

Sebenarnya, kata Ryamizard, masalah ISIS di Asia Tenggara sudah diwaspadai sejak satu setengah tahun yang lalu karena tipikal mereka adalah bergabung jika ada pemberontakan dengan sentimen Islam.

Dirinya pun mengklaim sudah memiliki cara-cara untuk mengatasi masalah tersebut, utamanya adalah dengan melakukan operasi baik di darat, laut, dan udara.

Khusus dengan Filipina, Ryamizard akan membahas keberadaan ISIS di sana saat bertemu dengan perwaklan mereka di Singapura mendatang. “Ada hal-hal sensitif, tapi dengan keadaan mendesak, Filipina harus mengerti bahwa ISIS mengancam daerah mereka.”

35 Orang Tewas

Sementara itu dalam satu malam, dua bom mobil dan satu bom bunuh diri meledak secara terpisah di Baghdad, Irak, pada Selasa (30/5) waktu setempat, menewaskan 35 orang dan melukai sedikitnya 100 lainnya.

Ledakan pertama terjadi setelah warga berbuka puasa pada Selasa malam. Saat itu, seorang pria meledakkan diri di pos pemeriksaan militer di jalanan komersial Hit dan menewaskan 12 orang, termasuk anggota militer.

Beranjak tengah malam, sebuah mobil meledak di depan kedai es krim populer di distrik komersial Karrada, menewaskan 13 orang dan melukai 40 lainnya. Berselang beberapa jam setelahnya, sekitar 10 orang dan 44 lainnya terluka setelah bom meledak di dekat kantor pemerintah di distrik Karkh.

Seorang sumber keamanan melaporkan pelaku diduga menargetkan warga-warga yang suka berkumpul di malam saat bulan Ramadan.

Selama Ramadan, kaum Muslim di Irak biasa menghabiskan waktu setelah berbuka di luar rumah bersama keluarga, hingga tiba waktu sahur.

Melalui kantor berita propagandanya, Amaq, kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ketiga serangan itu dan mengatakan, mereka menargetkan tempat-tempat berkumpulnya Muslim Syiah.

Diberitakan Reuters, Rabu (31/5), serangan ini terjadi saat ISIS semakin tertekan di Irak karena gempuran pasukan pemerintahan Perdana Menteri Haider al-Abadi yang dibantu koalisi AS di Mosul. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait