Menkominfo: Transaksi Online Belum Tercatat

Metrobatam, Jakarta – Fenomena daya beli masyarakat yang belum bergairah di kuartal II-2017 dikarenakan belum tercatatnya transaksi yang terjadi di sektor digital ekonomi atau online.

Konsumsi rumah tangga pada kuartal II tahun ini tercatat tumbuh tipis menjadi 4,95% dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,94%. Tumbuh tipis dikarenakan berbagai hal, mulai dari kelas menengah yang lebih memilih menahan belanja, hingga belum tercatatnya transaksi online masuk dalam indikator konsumsi rumah tangga.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, membenarkan jika transaksi yang terjadi pada sektor digital ekonomi belum masuk ke dalam konsumsi rumah tangga.

Menurut Rudiantara, jika transaksi di sektor online masuk ke dalam konsumsi rumah tangga, tidak menutup kemungkinan bahwa daya beli masyarakat menguat, atau konsumsi rumah tangga bisa lebih tinggi.

Bacaan Lainnya

“Bisa cuma belum di-absorb (serap) mungkin yang ini, makanya kami bekerja sama dengan Bappenas membuka BLKI baru,” kata Rudiantara di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/8).

Dia menyebutkan, transaksi yang terjadi di sektor digital ekonomi nilainya sudah triliunan, namun dia tidak mengetahui berapa angka pastinya.

“Besar (nilainya), contohnya tokopodia, bukalapak itu bulanannya sudah triliun, (transaksinya) ada di market place kalau untuk yang menggantikan ritel,” jelas dia.

Lanjut Rudiantara, sektor digital ekonomi masih banyak yang belum masuk sebagai sektor yang berkontribusi terhadap data-data perekonomian nasional, baik di pertumbuhan ekonomi, maupun inflasi.

“Dilihat dari digital-nya besar tapi tidak mengkompensasi dari transaksinya, contoh membuat biaya transportasi kan murah yang online itu belum di-capture oleh BPS, harusnya itu bisa walaupun masih kecil tapi itu memberi dampak pada penurunan inflasi,” ujarnya.

Selain itu, Rudiantara juga mengakui bahwa adanya perubahan perilaku belanja masyarakat dari yang awalnya konvensional berganti menjadi serba online. Contohnya, kata Rudiantara, masyarakat dalam membeli tiket pesawat tidak lagi datang ke travel biro melainkan dengan online, begitu juga untuk memesan tiket penginapan hotel yang lebih banyak dilakukan dengan online. Bahkan, untuk transaksi keuangan pun sudah banyak yang menggunakan mobile phone dan tidak lagi datang ke kantor-kantor bank.

“Memang tata cara trading apakah itu goods atau services ini mulai berubah, kalau kita lihat penurunan yang terjadi di ritel artinya goods yah tidak terkompensasi seluruhnya oleh perdagangan online atau digital ekonomi, yang lebih berkembang pesat digital ekonomi itu di services, walaupun di industri perdagangan goods pesat itu puluhan triliun sekarang tidak mengkompensasi penurunan di ritel yang sekarang,” tutup dia. (mb/detik)

Pos terkait