Orang Kaya di Indonesia Jarang Internetan Dibanding si Miskin

Metrobatam, Jakarta – Dalam survei terbaru yang digagas Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) mengungkap hanya 7,39 persen orang kaya atau kelompok ekonomi atas dari total 143 juta menjadi pengguna internet hingga akhir 2017. Sebaliknya, APJII mencatat pengguna internet di Indonesia didominasi oleh orang miskin.

Sekitar 106,7 juta atau sekitar 74,62 persen orang miskin mendominasi penggunaan akses internet. Disusul masyarakat kelas ekonomi menengah sebanyak 22,9 juta (16,02 persen) dan orang sangat miskin sebanyak 7,29 persen.

Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono, mengungkap bahwa penetrasi internet paling cepat justru berasal dari kalangan orang kaya. Sekitar 93,10 persen penetrasi pengguna internet di 2017 berasal dari kelas tersebut.

Namun, penetrasi pengguna internet dari kalangan orang miskin hanya mencapai 58,55 persen tepat satu peringkat di bawah masyarakat kelas ekonomi menengah dengan 82,96 persen.

Bacaan Lainnya

“Dari sisi penetrasi pengguna internet di Indonesia, strata ekonomi sosial menengah ke bawah yang mendominasi populasi juga menjadi pengguna internet terbesar,” kata Henri disela konferensi media di Jakarta, Senin (19/2).

Menurutnya, pengguna internet dari kalangan kaya justru lebih sedikit karena telah lebih banyak mengadopsi internet di masa lalu, disamping jumlahnya yang tidak banyak sehingga kenaikannya juga tidak signifikan.

Penetrasi Internet

Temuan ini juga sejalan dengan hasil survei APJII mengenai penetrasi pengguna internet jika dilihat dari latar belakang pendidikan. Pengguna internel yang merupakan lulusan S2/S3 memuncaki penetrasi pengakses internet dengan 88,24 persen, disusul lulusan S1/ Diploma dengan 79,23 persen.

Menariknya, orang Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan berada di peringkat buncit dengan penetrasi hanya 5,45 persen.

Lihat juga: Pengguna Internet Indonesia Capai 143 Juta

Terkait dengan latar belakang ekonomi, APJII mencatat pengguna internet belum banyak yang rela membayar untuk menikmati satu aplikasi. Hanya ada 11,41 persen pengguna yang menggunakan layanan dengan opsi berbayar atau gratis.

Hanya ada 6,29 persen dari 2.500 responden yang terlibat dalam survei APJII mengaku rela membayar untuk mengakses layanan musik streaming, film, atau berlangganan berita.

“Artinya model bisnis aplikasi berbayar tidak terlalu banyak di Indonesia, atau pun berlangganan. Jadi teman-teman pembuat aplikasi harus bisa memberikan solusi di luar berbayar maupun berlangganan,” lanjut dia.

Sebelumnya, APJII mengungkap bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan penetrasi internet sebesar 54,68 persen di 2017. Dari total 262 juta jiwa, sebanyak 143,26 orang naik tipis dari tahun sebelumnya sebesar 132,7 juta yang telah terpapar internet. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait