Pamor Amien Rais Turun, PAN Dinilai Perlu Cari Figur Baru

Metrobatam, Jakarta – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai pamor yang dimiliki oleh Amien Rais sebagai tokoh dan Ketua Dewan Kehormatan di Partai Amanat Nasional (PAN) telah menurun. Partai itu pun dinilai harus mencari pendongkrak lain yang dapat menaikkan elektabilitas partai untuk pemilihan legislatif 2019.

“Dari PAN meski pun pamor Amien Rais relatif redup tetapi masih ada figur-figur lain yang bisa dimunculkan yang bisa menambah pendongkrak untuk lolos (dari batas bawah minimal parlemen),” ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (8/1).

Dari survei LSI Denny JA yang dilakukan selama lima bulan berturut-turut, suara yang diperoleh PAN masih berada di bawah PKS dan PPP. Pada Agustus PAN memperoleh suara 1,4 persen, pada September sebanyak 1,5 persen, Oktober mendapat 1,9 persen, November mendapatkan 1,6 persen dan Desember hanya mendapatkan 1,8 persen.

Sementara untuk PKS memperoleh sebanyak 3,9 persen suara pada Agustus, 4,1 persen pada September, 2,6 persen pada Oktober, 2,9 persen pada November dan 3,3 persen pada Desember.

Bacaan Lainnya

Sedangkan untuk PPP mendapatkan 3,2 persen suara pada Agustus, 3 persen di September, 2,9 persen di Oktober, 3,4 persen di November dan tiga persen di Desember.

Hal berbeda justru diperoleh PKB. Pada bulan Agustus, PKB mendapatkan 6,7 persen, September sebanyak 5,4 persen, Oktober mendapatkan 6,3 persen, November mendapatkan 6,2 persen dan Desember sebanyak 6,9 persen.

Ardian sendiri mengaku pihaknya harus lebih dulu mengkaji perihal yang menyebabkan pamor Amien saat ini menurun.

“Memang Pak Amien Rais dulu, ini sudah membuktikan lolos ke PT (parliamentary threshold) di 2004, 2009, seiring berjalannya waktu pamor bisa naik turun. Saat ini pamornya Amien Rais berbeda dengan dahulu. Dulu sangat powerfull sekarang menurun,” tuturnya.

Menurut Ardian terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan elektabilitas partai menurun seperti figur kuat dalam partai dan program yang disukai dan diterima oleh publik. Jika keduanya tidak ada, kata dia, maka suara partai tetap akan rendah. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait