Riau Gagal Cegah Kebakaran Hutan

kabut asapa

Metrobatam.com, Pekanbaru – Panglima Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewyk Pusung mengatakan Riau telah gagal mencegah kasus kebakaran hutan dan lahan. Sejak tiga pekan terakhir kebakaran kembali marak terjadi di seluruh wilayah Riau. Dikhawatirkan kebakaran itu akan kembali menimbulkan bencana kabut asap.

“Tidak salah bila Panglima TNI dan Kapolri menilai kami telah gagal dalam sosialisasi mencegah kebakaran lahan, buktinya hutan terbakar lagi,” kata Lodewyk, di hadapan pejabat Riau dalam rapat koordinasi penetapan statuta siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, di Pangkalan TNI Angkatan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin, 7 Maret 2016.

Menurut Lodewyk, kebakaran lahan yang kembali terjadi membuktikan sosialisasi pemerintah daerah dan penegak hukum tidak sampai ke masyarakat, sehingga kata dia, sampai kini masih ada warga tanpa takut melakukan pembakaran lahan. “Mari kita akui bersama, ini tahun ke-18 Riau terbakar,” ujarnya dengan nada tinggi.

Lodewyk menyatakan, TNI dan kepolisian telah berjibaku memadamkan api di lahan gambut. Namun di sisi lain, menurut dia, instansi kehutanan dalam hal ini Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kurang peduli dengan kondisi tersebut. Lodewyk mengatakan Dinas Kehutanan BKSDA tidak pernah ada di lapangan. “Ke mana (Dinas) Kehutanan? ini situasi milik Anda, jangan tidur. TNI dan kepolisian bukan pembantu, tapi membantu, bukan soal jabatan dicopot, tapi dianggap gagal menjalankan tugas bikin malu,” ujarnya.

Dia juga mengatakan TNI sudah bersiap kembali memadamkan api. Saat ini telah ada empat satuan setingkat kompi dan 1.000 personel cadangan Kodam untuk diterjunkan memadamkan api. “Pasukan segera kami sebar di setiap daerah rawan kebakaran lahan,” ujarnya

Adapun Kepala Bidang Badan Konservasi Alam Wilayah I Riau Supartono membantah tudingan tersebut. Menurut dia, pihaknya telah mengerahkan seluruh pasukan ke sejumlah titik rawan kebakaran dan melakukan patroli di lapangan untuk pencegahan kebakaran lahan. Namun, dia mengakui jumlah petugas Manggala Agni jauh lebih sedikit dibandingkan TNI dan kepolisian. “Kami kekurangan personil,” kata Supartono, kepada Tempo.

Supartono mengakui jumlah personel Manggala Agni milik BKSDA hanya 182 orang yang terbagi di empat daerah operasi, yakni Bengkalis, Siak, Dumai, dan Pekanbaru. Jumlah tersebut dianggap kurang untuk mengawal 13 kabupaten/kota di Riau.

Mengenai pencegahan kebakaran lahan, Supartono mengakui BKSDA bersama TNI, kepolisian, dan melibatkan masyarakat selalu melakukan patroli di kawasan hutan. Pihaknya telah mendata 89 desa rawan kebakaran hutan, sementara 36 desa telah dilakukan patroli rutin dan sosialisasi pencegahan kebakaran.

Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan menyusul kian meningkatnya titik api di Riau. Kebakaran lahan marak terjadi di setiap wilayah, bahkan sudah sampai melahap zona inti cagar biosfer giam siak kecil.

Sumber Tempo