Pembangunan di Papua Tetap Jalan dengan Pengawalan TNI-Polri

Metrobatam, Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, pembangunan jalur Trans-Papua akan tetap dilanjutkan pasca insiden penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua. Ia menegaskan, pembangunan akan dikawal ketat oleh prajurit TNI/Polri.

“Pembangunan harus tetap berjalan, untuk itu perusahaan atau BUMN yang sedang bekerja, perlu pengawalan TNI/Polri agar pembangunan tetep berjalan dengan baik,” ujar Moeldoko di kantor KSP, Jakarta, Rabu (5/12).

Sebanyak 31 pekerja proyek jembatan di jalur Trans-Papua sebelumnya tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Para pekerja itu diserang ketika membangun jembatan di dua titik, yakni Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Moeldoko mengatakan, pembangunan jalur Trans-Papua merupakan salah satu upaya pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk meratakan pembangunan di tiap daerah. Terlebih Nduga termasuk daerah yang cukup tertinggal, terisolasi, dan relatif tidak aman. Oleh karena itu, pembangunan jalan ini harus tetap berjalan sekali pun ada gangguan.

Bacaan Lainnya

“Ini kebutuhan besar masyarakat Papua, bukan sekelompok kecil orang-orang bersenjata itu,” katanya.

Mantan Panglima TNI ini menilai, insiden penembakan itu bukan lagi dilakukan KKB melainkan gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Menurut Moeldoko, penembakan itu melebihi tindakan kriminal.

“Peristiwa di Nduga itu kebiadaban, kami mengutuk peristiwa itu. Ini bukan sekadar dilakukan KKB, tapi boleh saya katakan, ini sebuah gerakan OPM,” ucapnya.

Untuk itu, pihaknya telah menerjunkan sekitar 150 prajurit TNI/Polri demi mengembalikan kondisi keamanan pasca insiden penembakan tersebut. Ia meminta agar prajurit TNI/Polri tidak terprovokasi dan tetap bekerja secara profesional.

“Tidak boleh terpancing. Harus tunjukkan prajurit-prajurit atau Bhayangkari yang beradab untuk menjaga itu sebaik-baiknya,” tutur Moeldoko.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR di jalur Trans Papua, disebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan logistik masyarakat yang berada di Wamena sampai Merauke.

Dalam kurun waktu 2016 hingga 2019, Kementerian PUPR telah memprogramkan pembangunan 35 jembatan pada ruas Wamena – Habema – Mugi – Kenyam – Batas Batu – Mumugu untuk melengkapi prasarana jalan yang telah tersambung seluruhnya.

Namun, pasca insiden penembakan itu, Kementerian PUPR dan PT Istaka Karya sepakat menghentikan sementara pengerjaan jembatan tersebut dan akan menunggu rekomendasi dari kepolisian setempat.

Menurut Moeldoko, penembakan pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua bukan sekadar aksi kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB). Dia menyebut aksi itu kemungkinan dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Itu bukan sekadar dilakukan aksi kelompok kriminal bersenjata, tapi aksi yang boleh saya katakan gerakan OPM. Aksi kriminal tidak seperti itu,” ujarnya.

Moeldoko menyebut perlu ada pembahasan terkait istilah yang digunakan. Hal ini akan berpengaruh pada penanganan yang dilakukan oleh pemerintah.

“Keputusan politik mungkin dibicarakan dengan DPR untuk tentukan istilah. Karena istilah bawa implikasi membawa apa,” ucap Moeldoko.

Jika disebut kriminal, maka Polri yang menangani. Sedangkan jika gerakan bersenjata atau separatisme, penanganan ada di tangan TNI.

“Mestinya, dengan peristiwa besar seperti ini, kita konstruksi lagi. Kita jujur harus lihat batas kemampuan. Ini di hutan dan sebagainya. Kita lihat batas kemampuan polisi seperti apa,” ucap Moeldoko.

Aparat Evakuasi Korban

Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Joshua Sembiring mengatakan tim gabungan TNI dan Polri dijadwalkan mengevakuasi korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yigi dan Puncak Gunung Tabo, Kabupaten Nduga, Papua Rabu (5/12).

Joshua mengatakan evakuasi akan dilakukan dengan mengerahkan pasukan baik dari darat dan udara yang dibantu helikopter.

Menurut dia, yang akan dievakuasi adalah para pekerja dan karyawan kontraktor yang membangun jembatan, PT Istaka Karya. Selain itu, turut pula dievakuasi anggota TNI yang menjadi korban KKB.

“Tahap awal pasukan akan mengevakuasi para korban yang berada di sekitar Yigi dan Gunung Tabo,” ucapnya dikutip dari Antara.

Joshua yang saat ini bersama Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin masih berada di Waena itu belum dapat memastikan berapa jumlah korban yang akan dievakuasi.

Pasukan saat ini berkejaran dengan waktu mengingat cuaca di lapangan sering kali berubah serta faktor lainnya.

Pada Selasa (4/12), aparat gabungan berhasil mengevakuasi 12 warga sipil dari Mbua, empat di antaranya karyawan PT Istaka yang berhasil melarikan diri dan diamankan di Pos TNI Mbua. Satu anggota TNI yang berada di pos itu meninggal.

Data yang dihimpun mengungkapkan karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang tercatat sebanyak 25 orang yang tersebar di Kali Yigi, Kali Kabunggame dan base camp di Yall.

KKSB, Minggu (2/12) menyerang dan membunuh para pekerja yang sedang mengerjakan pembangunan jembatan, di mana awalnya dilaporkan 24 orang meninggal. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait