Penduduk Singapura Ketakutan Diserang Virus Zika

Ilustrasi

Metrobatam.com, Singapura – Banyak dari lima juta penduduk Singapura menjadi tertutup dan tidak mau keluar demi menghindari gigitan nyamuk setelah para pakar kesehatan memperingatkan bahwa wabah virus Zika di negara kota itu akan sulit ditanggulangi.

Dikenal sebagai pusat keuangan utama dunia, Singapura adalah satu-satunya negara di Asia dengan transmisi aktif untuk virus yang berasal dari nyamuk yang aslinya menimbulkan gejala ringan namun bisa mengantarkan kepada kelainan kelahiran yang serius pada wanita hamil.

Pihak berwenang mengatakan mereka menemukan sekitar 150 kasus sejak infeksi yang terkontraksi secara lokal pertama satu pekan silam. Mengingat virus ini menyebar di luar kluster awal terdeteksi, semakin banyak orang yang mengambil pencegahan.

“Saya tidak akan membiarkan dia ke luar rumah sampai Zika musnah,” kata Nat Bumatay, wirausahawati yang memiliki puteri berusia enam tahun bernama Sunshine. “Biasanya pada liburan pendek, kami ke luar rumah untuk pergi ke taman atau bersepeda, namun kini saya akan menahan diri.”

Bacaan Lainnya

Daerah berpohon lebat beriklim tropis dan taman publik adalah aktivitas luar ruangan yang populer di seantero Singapura, khususnya selama liburan sekolah seperti libur enam hari mulai Jumat ini.

Pihak berwajib telah meningkatkan langkah menyemprotkan insektisida dan membersihkan air tergenang demi mencegah berkembangbiaknya nyamuk, namun banyak orang yang mengaku juga menghindari pusat-pusat air bersih luar ruangan yang populer di negeri ini dan menyirami diri mereka dengan materi pembasmi demi menghindari digigit nyamuk.

“Mencegah lebih baik dari pada mengobati,” kata Tomas Quong, seorang warga Filipina yang sudah bekerja di Singapura selama lima tahun. “Itulah mengapa saya mengenakan lengan panjang.”

Beberapa penggemar game mobile Pokemon Go juag menjadi lebih khawatir sehingga gerombolan orang di sekitar hotspot-hotspot Pokemon di seantero Singapura menjadi berkurang. “Saya masih enggak apa-apa dengan luar ruangan, cuma tidak untuk taman-taman lembab dan kotor,” kata Nelson Ho, gamer berusia 19 tahun.

Apotek-apotek dan supermarket-supermarket mendadak diserbu pemesan pembasmi nyak dalam sepekan terakhir ini, yang di antaranya kehabisan stok. Toko-toko ritel online seperti Lazada dan Qoo10.sg bahkan membuat toko Zika.

Ekonomi melambat

Wabah Zika bertepatan dengan melambatnya perekonomian Singapura yang tergantung kepada perdagangan. Ketakutan terhadap virus Zika bisa secara lebih jauh memangkas keseluruhan penjualan retail, kata ekonom United Overseas Bank Francis Tan. “Jika itu terus berlanjut, orang kebanyakan tidak berani keluar, sehingga sektor retail akan melambat,” kata Tan.

Zika juga bisa meningkatkan kekhawatiran terhadap turisme yang menjadi penggerak utama perekonomian negeri ini, khususnya atraksi tahunan yang sangat diminati turis, Grand Prix Formula Satu, yang akan mulai dua pekan ke depan. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia, telah memperingatkan para wanita hamil atau siapa pun yang berencana hamil, untuk tidak mengunjungi Singapura.

“Itu pastinya menciptakan kekhawatiran pada pikiran wisatawan dan mereka bisa berpikir dua kali untuk ke sini,” kata Jonathan Galaviz, mitra pada Global Market Advisors. “Namun saya tidak melihat Zika menghalangi keberhasilan event F1 atau arus turisme dalam jangka pendek.”

Kedatangan turis mencapai puncak 8 juta turis pada semester pertama tahun ini, sekitar satu juta turis lebih banyak dibandingkan dengan setahun lalu.

Dewan Pariwisata mengatakan terlalu prematur menyebutkan ada dampak terhadap industri wisata di mana dua jejaring hotel internasional di negeri ini menyatakan bisnis mereka berjalan seperti biasa. Begitu juga promotor Grand Prix yang menyatakan event ini akan jalan terus.

Beberapa yang awal terinfeksi virus ini adalah orang asing yang kebanyakan dari pekerja konstruksi Singapura. Yang terakhir terkena adalah dua wanita hamil. Pejabat dan pakar memperkirakan virus Zika akan terus menyebar.

“Virus ini menyebar ke luar areal yang sudah dipetakan sebelumnya,” kata Leong Hoe Nam, spesialis penyakit menulai pada rumah sakit Mount Elizabeth Novena. “Kami sudah menggambarkan kembali garis batas perang. Kami pertama kali harus mengaku kalah kepada Zika dan menerima kenyataan seluruh negeri menghadapi risiko.”

Mb/Antara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *