Peneliti: Penularan Zika di Indonesia Tinggal Menunggu Waktu

Metrobatam, Jakarta – Peneliti virus Zika, Dirga Sakti Rambe, mengatakan, penularan virus Zika secara lokal berpeluang terjadi di Indonesia. Virus Zika sebelumnya pernah tercatat ada di Indonesia pada 1977.

“Belum bisa disebut ada risiko tinggi penularan virus Zika secara lokal. Hanya saja, melihat mobilitas manusia yang semakin tinggi, risiko penularan memang ada,” ujar Dirga kepada Republika.co.id, Rabu (7/9).

Indonesia, lanjut dia, juga merupakan habitat nyamuk vektor virus Zika, yakni Aedes Aegypti. Jika merujuk kepada penularan virus Zika di beberapa negara tetangga, Dirga mengingatkan, penularan dalam jumlah besar di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu.

Dirinya sepakat jika pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan Zika. “Antisipasinya dapat dilakukan dengan meminimalisasi sumber virus dari luar (mendeteksi dari WNI yang baru pulang dari luar negeri), membasmi jentik nyamuk Aedes Aegypti dan menghindari gigitan nyamuk tersebut,” tutur Dirga.

Bacaan Lainnya

Zika, kata Dirga, merupakan virus yang pernah ada sebelumnya. Penyakit akibat Zika sudah pernah muncul lalu hilang dalam kurun waktu yang lama.

“Sejak ditemukan di Afrika pada 1947, laporan penularan virus ini tercatat di hampir seluruh dunia kecuali Eropa. Ketika ada satu orang tertulat pada 2016, virus ini lekas menjadi wabah. Sebab, mobilisasi warga dunia memang tinggi,” ungkap Dirga.

Masyarakat, tutur dia, perlu mendapat informasi yang jelas mengenai penularan virus Zika. Ibu-ibu hamil perlu mewaspadai penularan virus ini karena jika tertular pada saat mengandung, ada risiko bayi yang dilahirkan menderita microchepalli (kepala mengecil).

Namun, ketika Zika menular kepada orabg dewasa yang tidak hamil, penyakit ini tidak menimbulkan efek lanjutan. (mb/republika)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *