Perburuan Densus 88 Diyakini Bikin ISIS di Indonesia Panik

Metrobatam, Jakarta – Rentetan aksi teror terjadi di berbagai lokasi dalam beberapa hari terakhir. Pengamat terorisme Harits Abu Ulya menilai kejadian ini disebabkan banyaknya orang yang berafiliasi dengan ISIS tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Harits, yang merupakan Direktur The Community Ideological Islamic Analyst (CIIA), menilai aksi teror yang terjadi di Mapolda Riau pada Rabu (16/5) kemarin berbeda dengan aksi teror yang terjadi di Surabaya pada Minggu (13/5). Dia mengatakan, aksi di Riau itu dan sejumlah aksi teror lain merupakan dampak perburuan teroris yang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror.

“Kasus di Surabaya itu berbeda dengan kasus di Riau. Kalau di Riau itu sebenarnya adalah efek dari perburuan Densus terhadap kawan-kawan mereka yang punya ideologi yang sama, artinya mereka sama afiliasinya. Nah perburuan ini kan tidak hanya di Surabaya pascaledakan itu, tapi juga di banyak tempat,” kata Harits saat berbincang dengan detikcom, Rabu (16/5).

Dia menambahkan, faktanya, banyak orang yang berafiliasi dengan ISIS dan berpaham radikal tersebar di banyak tempat di Indonesia. Inilah yang menyebabkan banyaknya aksi teror di berbagai wilayah di Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Karena faktanya orang yang berafiliasi ISIS ini terdiaspora di berbagai tempat, sekalipun tidak dalam jumlah yang besar, antara 2, 5, hingga 10 orang. Perburuan itu sampai di wilayah Sumatera, termasuk Medan, Riau. Saya melihat itu membuat ruang mereka semakin sempit. Dan itu akan berpengaruh ke mereka yang menjadi panik,” katanya.

Harits mengatakan, dari kejadian di Mapolda Riau, Pekanbaru, tersebut, terbukti tingkat keahlian para teroris dalam melancarkan aksinya beragam. Ada yang hanya diduga terlibat atau sekadar ikut-ikutan, ada juga yang memang terlibat jauh dan matang dalam merencanakan aksinya.

“Terlihat serangan ini tidak menggunakan bom, artinya ada kemungkinan transfer knowledge atau buku saku pembuatan bom itu tidak terdistribusikan ke semua jaringan mereka. Atau terdistribusikan tapi tidak semua orang punya keahlian untuk merakit. Tapi intinya, mereka kelihatannya panik dan mereka melakukan serangan dengan apa yang dia bisa,” jelas Harits.

Paket Arloji Bertuliskan ‘ISIS’

Di tengah duka rentetan teror yang melanda Indonesia akhir-akhir ini, ternyata ada orang tak bertanggungjawab membuat kehebohan. Di Semarang, paket berisi arloji bertuliskan ISIS ditinggal di pinggir jalan.

Paket mencurigakan itu ditemukan oleh warga bernama Surya saat pulang kerja hari Rabu (16/5) kemarin sekitar pukul 19.00 WIB di Jalan Honggowongso Semarang. Warga bernama Surya itu awalnya mengira paket tersebut dompet.

Saat diambil, ternyata pada paket menempel arloji, baterai, dan tulisan tangan “ISIS”. Surya membawa benda itu dan meletakkannya di depan Mapolsek Ngaliyan Semarang dan melaporkannya.

“Petugas kemudian mengecek benda itu,” kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (17/5).

Laporan diteruskan ke Polrestabes Semarang dan Polda Jawa Tengah. Tim Jihandak Polda Jawa Tengah segera datang ke lokasi dan melakukan identifikasi dengan x-ray dilanjutkan distruber.

“Di dalamnya didapati baterai handphone 1 buah, baterai powerbank 3,7 volt sebanyak 5 buah, arloji analog 1 buah, dan rangkaian PCB resistor, kondensor, serta rangkaian kabel,” jelas Agus.

Selain itu terdapat kertas yang menempel dan bertuliskan tangan “sekali merobek ini musnah, ISIS merdeka”. Ada juga tanda tangan dengan nama terang Amrozi.

“Bahan peledak nihil,” tegasnya.

Agus juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang karena dipastikan benda tersebut bukan bom. Temuan tersebut kini sudah ditangani petugas sehingga tidak perlu ada kekhawatiran.

“Serangkaian giat untuk mengamankan atau memastikan benda yang dicurigai telah berhasil dilaksanakan dan berjalan aman terkendali,” tutup Agus. (mb/detik)

Pos terkait