Petugas Pelabuhan Batam Gagalkan Penyelundupan Sabu Malaysia

Ilustrasi sabu-sabu

Metrobatam.com, Batam – Seorang penumpang kapal feri asal Malaysia diamankan petugas di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Selasa sore saat berupaya menyelundupkan 220 gram sabu asal Malaysia yang disimpan dalam perut.

“Satu orang diamankan atas nama Ri bin Ismail yang baru tiba menggunakan Kapal Indomas 3. Pelaku baru saja tiba dari Malaysia,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri Kombes Pol Jamaludin di Batam, Rabu.

Tersangka Ri (34) dicurigai saat melewati alat pemindai (x-ray) karena nampak pucat dan ketakutan. Namun saat pemeriksaan badan dan bawaan tidak ditemukan narkoba.

“Selanjutnya oleh petugas, dilakukan rontgen di RS Awal Bros Batam. Hasilnya terlihat dua bungkus mencurigakan di dalam perut pelaku,” kata dia.

Bacaan Lainnya

Setelah dikeluarkan oleh tersangka, benda asing itu adalah dua bungkusan berwarna orange dan kuning masing-masing berisikan serbuk kristal diduga sabu seberat 220 gram.

Menurut pengakuan Ri saat pemeriksaan, setelah sampai ke Kota Batam, sabu tersebut selanjutnya akan dibawa untuk diedarkan di Aceh.

“Saat ini pelaku masih terus kami periksa. Kasus ini masih kami kembangkan untuk mengungkap jaringan narkoba ini,” kata Jamaludin.

Ia mengatakan, selama dua bulan terakhir memperketat pengawasan pada sejumlah pelabuhan di Batam yang selama ini disinyalir menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba asal Malaysia ke Indonesia.

Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseso menilai posisi Batam yang berbatasan dengan sejumlah negara dinilai menguntungkan bagi jaringan narkoba internasional untuk memasukkan barang terlarang tersebut ke Indonesia melalui jalur laut.

“Letak geografis Batam yang banyak pulau dengan pelabuhan resmi maupun pelabuhan rakyat yang juga banyak menguntungkan para bandar untuk menyelundupkan barang haram seperti narkotika. Selain itu, Batam juga sebagai daerah perbatasan dengan sejumlah negara tetangga, sangat rawan akan masuknya jaringan internasional untuk menjadikan Kota Batam sebagai daerah transit,” kata dia di Batam.

Dengan kondisi tersebut, kata dia, Batam merupakan salah satu wilayah yang rawan dari permasalahan narkoba dengan negara perbatasan seperti Singapura dan Malaysia. (mb/antara)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *