Poros Baru di Pilpres 2019 Dinilai Sulit Terwujud

Metrobatam, Jakarta – Pembentukan poros baru di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dinilai sulit terwujud. Poros baru itu nantinya berisi partai politik di luar parpol pendukung Joko Widodo maupun Prabowo Subianto yang digadang-gadang maju Pilpres 2019. .

Pengamat politik, Universitas Agung Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino menilai poros baru sulit terwujud jika melihat hasil Pemilu 2014. Itu karena ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) dari parpol yang digadang tergabung dalan poros baru belum memenuhi syarat minimal.

“Jika Poros Islam terbentuk misalnya, PKB, PAN, dan lainnya, maka persentasenya masih jauh dari presidential threshold (PT). Demikian juga bila Demokrat mau buat poros sendiri, hitung-hitungan PT-nya tidak masuk,” ujar Leo saat berbincang-bincang dengan Okezone, Minggu (11/3).

Ia menjelaskan, dengan aturan yang ada, apalagi jika koalisi gemuk PDIP terealisasi, agak sulit mewujudkan persaingan tiga penjuru, yaitu koalisi PDIP, koalisi Gerindra, dan poros baru.

Bacaan Lainnya

“Karena itu, menurut hemat saya, kemungkinan besar akan terjadi head to head seperti pada Pemilu 2014,” tuturnya.

Meski begitu, dalam politik yang cair, menurutnya, bukan tidak mungkin terjadi perubahan peta dukungan jelang Pemilu 2019. Jika hal itu terwujud, ada kemungkinan muncul poros baru sehingga terdapat 3 capres yang bertarung, di luar Prabowo dan Jokowi.

“Apabila hal itu terjadi, maka bukan tidak mungkin akan muncul terjadi tiga penjuru persaingan,” pungkasnya.

Dinanti Publik yang Skeptis

Wacana pembentukan poros baru muncul di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Poros baru ini di luar dari partai politik yang sudah lebih dahulu mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden, maupun Partai Gerindra yang hendak mengajukan Prabowo Subianto.

Dengan adanya hal itu, Presidium Persatuan Pergerakan Andrianto menyatakan, poros baru akan terwujud apabila ketiga partai politik bergabung, yakni Demokrat, PAN dan PKB. “Ketiga parpol ini, sudah ada chemistry. Seperti dari para ketua umum, parpolnya yang sudah seiring di kabinet Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),” ujar Andrianto kepada Okezone, Minggu (11/3).

Menurutnya, kemunculan poros baru ini akan ditunggu-tunggu publik, terutama bagi mereka yang sudah mulai skeptis dengan pertarungan di Pilpres 2014 terulang atau kembali memunculkan pertarungan Jokowi dengan Prabowo.

“Sebuah sinyal ini, publik sudah menunggu figur di luar Jokowi dan Prabowo. Kita pasti tahu elektabilitas Jokowi dan Prabowo pun tidak pernah menyentuh angka aman di atas 50%. Akumulatif rata-rata cuma d bilangan 40 persenan,” tuturnya.

Artinya, lanjut dia, ada sosok yang dinanti rakyat. Sosok yang perlu ditampilkan di poros baru itu seperti Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Semuanya itu, berpeluang di usung. Saya yakin kebesaran jiwa dan patriot dari ketiga parpol kubu Cikeas bakal mengusung nama-nama tersebut,” pungkasnya. (mb/okezone)

Pos terkait