Prabowo Sebut Infrastruktur Bobrok Karena Uang Rakyat Dicuri

Metrobatam, Jakarta – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir pembangunan infrastruktur besar-besaran yang memakan korban jiwa. Menurutnya, insiden itu terjadi karena proyek dikorupsi.

Hal itu dikatakannya dalam pidatonya saat menjadi juru kampanye bagi pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat Sudradjat-Syaikhu, di Bandung Barat, yang diunggah oleh akun Facebook Partai Gerindra, Jumat (30/3).

Prabowo menuturkan bahwa sudah menjadi pengalaman sehari-hari dan pengetahuan umum bahwa ada penggelembungan nilai atau mark-up dalam proyek-proyek infrastruktur.

“Karena itu jembatan belum dipakai sudah jatuh. Karena itu infrastruktur yang dibangun di Jakarta besar-besaran belum dipakai sudah jatuh dan terpaksa dihentikan daripada menimbulkan korban nyawa lain. Begitu sedih,” cetusnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, hal itu merupakan bentuk korupsi. Sebab, selisih nilai proyek akibat penggelembungan itu lari ke tangan pemegang proyek. “Itu yang namanya mencuri, mencuri. Itu namanya perampokan, mencuri dari rakyat,” seru dia, disambut tepuk tangan dan teriakan dukungan dari peserta sosialisasi.

Sementara, proyek-proyek tersebut hanya jatuh kepada segelintir pihak. Prabowo sendiri tak menyebut secara spesifik siapa kelompok tersebut dan proyek mana saja yang terindikasi ada mark-up.

Mantan Danjen Kopassus ini juga menyindir soal ‘elite-elite’ di Jakarta. “Kalau di Jakarta,” ia terdiam sejenak. “Orang-orang kaya dari korupsi. Lagaknya kayak orang hebat. Jalannya kayak orang hebat,” imbuh dia.

Prabowo kemudian mempraktikkan cara jalan orang yang disebutnya ‘hebat’ itu. Ia membusungkan dada dengan posisi wajah agak naik dan melangkah tegap. “Pakai jam tangan mahal. Satu jam Rp5 miliar. Emas di sini, di sini, di sini. Itu uang rakyat!” serunya, disambut tepuk tangan.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut ada empat proyek infrastruktur jalan layang (elevated) berskala besar yang disetop sementara. Sebabnya, sejumlah kecelakaan dalam pengerjaan proyek.

Empat proyek tersebut adalah proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Palembang, LRT Jabodebek, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, dan jalur kereta api dwi ganda (Double-Double Track/DDT).

Pada 4 Februari 2018, empat orang pekerja tewas saat sebuah crane proyek pembangunan rel dwiganda di Jatinegara, Jakarta Timur, ambruk.

Pada 5 Februari, terjadi longsoran tanah di underpass Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta)-Batuceper. Satu mobil dengan dua penumpang tertimpa. Salah satunya meninggal dunia usai dievakuasi ke Rumah Sakit.

Pada 20 Februari, cetakan beton (pier head) tiang pancang Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jl. DI Panjaitan, Jakarta Timur, ambruk. Peristiwa itu mengakibatkan tujuh orang pekerja mengalami luka-luka.

Dari peristiwa pertama dan ketiga, polisi menetapkan tersangka dengan dugaan kelalaian dalam menjalankan proyek tersebut. Pada insiden bandara, kepolisian sejauh ini belum mengumumkan penetapan tersangka.

Selain itu, ada kecelakaan proyek rumah susun Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Minggu (18/3), yang menewaskan seorang warga. Polisi menetapkan seorang pekerja proyek sebagai tersangka kasus kelalaian. (mb/detik)

Pos terkait