Pria AS ini Hidup Lagi Setelah 40 Menit Tanpa Detak Jantung

Metrobatam, Jakarta – Seorang pria di North Carolina, Amerika Serikat, berhasil diselamatkan oleh polisi walau jantungnya berhenti berdetak sampai sekitar 40 menit.

John Ogburn, yang berusia 26 tahun, menderita serangan jantung ketika sedang bekerja dengan komputer jinjingnya di rumahnya di Charlotte pada 26 Juni lalu.

Dua polisi yang segera tiba di rumahnya hanya sekitar satu menit setelah telepon panggilan darurat memberikan bantuan CPR, dengan menekan dada dan sesekali memberi bantuan pernafasan mulut ke mulut, kepada ayah tiga orang anak tersebut.

Secara bergantian, Lawrence Guiler dan Nikolina Bajic terus berupaya untuk menyadarkan dia kembali selama sekitar 42 menit sampai akhirnya jantungnya kembali berdetak.

Bacaan Lainnya

Setelah Ogburn dibawah ke rumah sakit, doktor kemudian secara sengaja membuat dia dalam keadaan koma untuk membantu pemulihannya selama sepekan.

Dia diminta untuk tidak mengemudi selama enam bulan dan kembali untuk bekerja secara perlahan-lahan.

Menit-menit berharga

Dr Michael Kurz, asisten profesor kedokteran di Universitta Alabama, mengatakan, “Bukti mengatakan kepada kita bahwa setiap menit jantung berhenti dan tidak dilakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) secara baik, maka penurunan 10% untuk selamat.”

Kasus John Ogburn di North Carolina memperlihatkan pentingnya CPR dalam ‘jendela waktu keselamatan’. Melakukan CPR yang tepat dengan segera bisa meningkatkan peluang untuk selamat sampai dua atau tiga kali. Sebagian besar karyawan di Amerika Serikat tidak dilatih untuk menanangani darurat jantung, dan hal itu perlu diubah.

Lebih dari 350.000 serangan jantung di luar rumah sakit terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya dan 90% korban meninggal karena tidak ada penanganan darurat jantung. Hanya 46% dari penderita serangan jantung di luar rumah sakit yang menerima bantuan darurat jantung sebelum petugas kesehatan profesional tiba.

Ogburn kini merasa sudah sepenuhnya sehat, kecuali dadanya yang masih terasa sakit. “Tingkat energi saya belum pada seperti yang sebelumnya, tapi itu mungkin karena rutinitas saya sedikit berubah,” katanya kepada BBC.

“Kombinasi dari (tekanan di dada dan internal defibrillator yang ditaruh di dadanya) membuat agak sakit, tapi cuma itulah keluhan saya dan saya dalam kedaaan baik,” tambahnya.

Tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada dua polisi yang menyelamatkan nyawanya.

“Dalam jangka waktu tertentu, mereka mungkin sudah akan menghentikannya tapi tidak, mereka terus melakukannya untuk menyelamatkan saya. Dan saya amat bersyukur dan berterima kasih kepada mereka.”(mb/cnn indonesia)

Pos terkait