Psikolog: Oknum Pilot Pakai Sabu untuk Dopping

Metrobatam, Jakarta – Pilot maskapai Lion Air berinisial MS ditangkap Polres Kupang Kota karena mengkonsumsi sabu. MS menambah daftar hitam pilot yang terciduk menggunakan narkoba.

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Koentjoro mengatakan konsumsi sabu di kalangan pilot tak bisa digeneralisir. Banyak faktor yang menyebabkan oknum pilot menjadi ketagihan narkoba, salah satunya sabu dianggap sebagai dopping untuk memenuhi target jam terbang.

“Itu oknum pilot. Dasarnya adalah addiction dan target terbang. Bisa jadi self regulation pilot rendah, dia banyak melakukan kegiatan di luar, tanpa diimbangi olahraga maka dia dopping stimulan yang namanya sabu. Awalnya seperti itu terus jadi kebiasaan,” kata Koentjoro saat dihubungi, Selasa (5/12).

Menurut Koentjoro, seorang pilot perlu memiliki ketahanan fisik dalam bekerja. Karena itu, dia mencari cara instan dengan menggunakan sabu.

Bacaan Lainnya

“Bukan (karena) beban kerja tapi daya tahan fisik. Terbang berapa lama. Itu perlu daya tahan fisik. Kalau pilot nggak bisa mengatur diri, maka dopping atau stimulan jadi diperlukan,” kata Koentjoro.

Koentjoro berpesan agar pilot bisa mengontrol perilaku dan rajin berolahraga. Dengan begitu, pilot memiliki ketahanan fisik dalam melakukan penerbangan.

“Hindari menggunakan dopping. Jangan sekali-kali menggunakan. Jaga kesehatan dengan berolahraga, dan bikin self regulasi yang tertib,” ujar Koentjoro.

Sebelumnya diberitakan, MS ditangkap pihak kepolisian dari sebuah hotel di Kupang Nusa Tenggara Timur. Polisi menemukan sisa sabu yang belum dikonsumsi MS.

“Diduga telah mengonsumsi narkotika jenis sabu dan terdapat sisa narkotika yang belum dikonsumsi seberat sekitar 0,57 mg,” ujar Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules A Abast saat dihubungi detikcom, Selasa (5/12).

Setelah dites, MS positif menggunakan sabu. Sejumlah barang bukti disita dalam penangkapan itu, seperti 1 bong, 4 sedotan, 2 pemantik, 1 ponsel genggam, dan 1 botol minuman keras merek Black Label yang telah dikonsumsi.

Menanggapi hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merasa prihatin. Apalagi, MS merupakan pilot senior.

“Saya prihatin akan kejadian itu. Tentunya kita akan lakukan tindakan sesuai ketentuan yang lugas,” kata Budi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (5/11).

Dia akan menunggu proses pengusutan kasus tersebut sebelum menentukan sanksi. “Sanksi nanti kita lihat siapa yang kena sanksi, pilotnya atau Lion-nya nanti dilihat,” ucapnya. (mb/detik)

Pos terkait