PVMBG: Tak Bisa Diprediksi, Tsunami Pandeglang 57 Meter Cuma Kajian

Metrobatam, Bandung – Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMGB) Kasbani menyatakan bencana tsunami tidak bisa diprediksi. Dia menyatakan potensi tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang Banten yang disampaikan BPPT hanya kajian.

“Itu adalah informasi yang perlu (diluruskan), itu kan kajian bukan sesuatu prediksi kedepan,” kata Kasbani, saat ditemui di Kantor Badan Geologi, Kota Bandung, Jumat (6/4).

Menurutnya, sejauh ini tidak ada alat yang bisa memprediksi kapan dan seberapa besar bencana tsunami terjadi. Tsunami baru bisa diprediksi setelah pemicu awalnya, yakni gempa bumi terjadi.

Salah satu pemicu tsunami adalah gempa bumi di laut dengan kekuatan di atas 7 magnitudo. “Tsunami tentu tidak bisa diprediksi. Dia diprediksi setelah ada pemicunya, salah satunya gempa bumi. Itu kapan terjadinya, seberapa besar (gempa), setelah terjadi kita baru tahu kira-kira ada potensi tsunami atau tidak,” kata Kasbani.

Bacaan Lainnya

Senada dengan Kasbani, Kepala BMKG Stasiun Bandung Tony Agus Wijaya juga menyatakan bila tsunami tidak bisa diprediksi. Yang bisa dilakukan hanyalah mencari potensi dan melakukan kajian berdasarkan data yang ada.

“Belum ada ilmu dan teknologi. Cara terbaik memperkuat mitigasi,” kata Tony.

Menurutnya, ada beberapa sarat yang bisa menimbulkan terjadinya tsunami. Pertama pusat gempa terjadi di laut dengan kekuatan lebih dari 7 magnitudo, kedalaman laut kurang dari 70 Km dan terjadi perubahan dasar.

Bila itu terjadi, lanjutnya, BMKG akan langsung menyampaikan peringatan dini bahaya tsunami paling lambat selama 5 menit setelah gempa terjadi. “Kita sampaikan ke seluruh masyarakat melalui berbagai media penyebaran informasi,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, peneliti tsunami pada Balai Pengkajian Dinamika Pantai, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko memprediksi ada potensi tsunami setinggi 57 meter di Kabupaten Pandeglang, Banten. Tsunami ini diprediksi mencapai Jakarta Utara. Namun itu semua masih bersifat prediksi awal untuk keperluan antisipasi dan mitigasi bencana. (mb/detik)

Pos terkait