Rapat dengan Kepala BNN, Komisi III DPR RI: Jangan Tutup-tutupi Kasus Freddy Budiman

Kepala BBN dalam rapat dengan komisi III (Lamhot/Detik)

Metrobatam.com, Jakarta – Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat dengan Kepala BNN Komjen Budi Waseso. Salah satu pembahasan yang mencuat adalah soal testimoni Freddy Budiman melalui Haris Azhar.

Komjen Buwas menegaskan dalam kesempatan ini bahwa video Freddy tidak menyebut nama pejabat BNN. Freddy melalui Haris menyebut memberikan uang sebesar Rp 450 miliar ke BNN untuk membantu peredaran narkoba.

“Lalu pernyataan Freddy adanya petugas BNN yang diajak Freddy berkunjung ke pabrik narkoba di China, BNN sudah dapat pledoi Freddy. Itu idak disampaikan dalam pledoi,” ungkap Komjen Budi dalam RDP di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Argumen yang disampaikan pria yang akrab disapa Buwas itu adalah mengenai Freddy yang menyebut tidak telitinya penyidik BNN sehingga yang dihukum justru orang kecil. Ia pun membantahnya.

Bacaan Lainnya

Namun pernyataan-pernyataan Buwas yang berdasarkan kronologi membuat anggota Komisi III tidak puas. Mereka secara bergantian menuntut jenderal bintang tiga itu lebih memberi banyak data dan informasi.

“Supaya ini jangan terlalu berlarut terhadap kebohongan, kenapa tidak melaporkan? Apa benar pertemuan ini ada. Biar clean and clear. Sebagai mantan polisi nggak enak di jalan. Apa BNN tidak terhina dengan ucapan seperti ini,” kata anggota Komisi III, Brigjen (Purn) Wenny Warouw.

Sementara itu, Mulfachri Harahap yang memimpin jalannya rapat menyebut Buwas kurang serius dalam menangani kasus ini. “Memang tampaknya tidak serius,” tuturnya.

Kemudian anggota Komisi III dari Fraksi PDIP, DWi Ria Latifa meminta agar Buwas blak-blakan mengenai kasus ini. Ia menyatakan BNN tidak perlu takut akan mendapatkan citra buruk jika memang ada pejabat-pejabat atau oknum di BNN yang terlibat dalam kasus Freddy.

“Jangan ditutupi, s saya yakin Pak Buwas tahu. Institusi akan lebih terhormat kalau dibersihan dari oknum-oknum seperti itu,” ujar Latifa.

Teman satu fraksinya, Masinton Pasaribu bahkan mengusulkan agar rapat berlangsung tertutup. Dengan demikian Buwas tidak khawatir jika harus mengungkapkan fakta sensitif yang ada.

“Kita harus tahu, kami khawatir jangan-jangan nanti ada pejabat yang terlibat yang sekarang masuk di Istana Negara. Makanya perlu diungkap,” tukas Masinton.

Hingga saat ini sesi tanya jawab belum usai. Buwas belum mendapat kesempatam untuk memberi tanggapan.

 

Mb/Detik

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *