Riau Diambang Bencana Asap

Metrobatam, Pekanbaru – Pada Minggu (28/8), Riau dapat dikatakan berada di titik kritis, yakni di ambang bencana asap, jika proses pemadaman gagal mengatasi kebakaran lahan dan hutan yang semakin sulit dikendalikan. Bencana asap selama 18 tahun berturut-turut telah melanda daerah itu.

Demikian pengamatan Kompas yang ikut terbang dalam pemantauan udara pada Minggu pagi, siang, dan petang. Penerbangan menuju pesisir timur nyaris gagal karena jarak pandang sangat pendek akibat tertutup asap tebal kebakaran.

Perjalanan pertama menuju lokasi kebakaran di kawasan penyangga Cagar Biosfer, Desa Tasik Serai, Kabupaten Bengkalis, pukul 09.00 terpaksa balik arah karena kabut asap tidak dapat ditembus. Suasana terbang terasa menakutkan karena helikopter sempat terjebak dalam asap putih total tanpa dapat melihat lingkungan sekeliling.

Kondisi serupa juga dialami helikopter Super Puma Sinarmas Forestry yang mencoba memadamkan api di Tasik Serai. Menurut kopilot heli Super Puma berkode PK DAN itu, Harland R Bakrie, heli itu hanya dapat bertahan tiga kali penyiraman.

Bacaan Lainnya

Di Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussalam, terjadi kebakaran di lahan PT Sontang Sawit Permai. Pemadaman di lokasi itu dilakukan anggota Polsek Bonai dibantu petugas pemadam dan alat berat dari PT Bina Daya Bentala (PT BDB).

“Kami baru dapat melakukan pemadaman hari ini karena ada bantuan dari PT BDB. Kemarin, saya masih konsentrasi di lokasi kebakaran PT Andika,” kata Kepala Polsek Bonai Darusalam Komisaris Ali Amran.

Mengungsi
Kebakaran di PT Andika, menurut Ali, sangat parah. Diperkirakan lahan yang terbakar sudah mencapai 1.000 hektar. Api bahkan sudah membakar barak pekerja di divisi 4, 5, 6, dan 7. Pekerja perusahaan bersama masyarakat terpaksa mengungsi ke lapangan di pinggir Sungai Rokan Kiri karena kabut asap sudah sangat pekat.

“Ratusan dari kami tidak sempat menyelamatkan harta benda. Kami mengungsi dengan baju di badan saja,” ujar Satieli Zaluhu (49), yang mengungsi dengan istri dan lima anaknya.

Camat Bonai Darussalam Setiyono mengungkapkan, secara administratif wilayah PT Andika sebenarnya berada di Kabupaten Rokan Hilir. Namun, lokasi pengungsian dibuat di Bonai, Rokan Hulu, demi alasan kemanusiaan.

“Warga yang mengungsi diperkirakan sudah mencapai 2.000 orang sejak Jumat sore. Sampai hari ini, pengungsian masih berlanjut. Persoalan kami sekarang kekurangan pasokan pangan,” tutur Setiyono.

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Wilem Rampangilei, di Pekanbaru, mengatakan, untuk membantu pemadaman kebakaran, ada penambahan personel TNI sebanyak dua satuan setingkat kompi yang dibantu Kodam Bukit Barisan. Dua helikopter pun akan didatangkan dari Palembang.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Sabtu, mengatakan, konsentrasi pemadaman dilakukan di empat daerah. “Sekarang kami berusaha sebaik-baiknya mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Riau. Selain itu, di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah,” katanya.(mb/kompas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *