Saat Umrah, Amien Rais dan Habib Rizieq Bahas Kriminalisasi Ulama

Metrobatam, Jakarta – Saat umrah, Amien Rais sempat bertemu dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Amien mengaku berbincang soal kriminalisasi ulama dengan Rizieq.

“Mengenai kriminalisasi ulama,” kata Amien saat ditanya soal isi perbincangannya dengan Rizieq. Hal itu disampaikan Amien di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/6).

Amien mengatakan bahwa pembicaraan selama 1 jam dengan Habib Rizieq berisi hal-hal penting. Namun dia enggan membahas detil isinya. “Kalau itu, nanti saya laporkan ke teman-teman dulu, baru ke wartawan,” ucapnya.

Amien sendiri kemarin siang datang ke Gedung DPR untuk bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan. Keduanya merupakan petinggi PAN.

Bacaan Lainnya

“Bertemu Mas Taufik, yang mau mendapat guru besar di Undip, saya diminta untuk datang. Ke tempat Pak Zul, Idul Fitri saya enggak ada di Yogyakarta, saya di Pekanbaru,” ungkap Amien.

Di tempat terpisah Pakar hukum pidana Universitas Muhamadiyah Jakarta, Chairul Huda menilai, tersangka kasus pornografi Rizieq Shihab membuang kesempatan untuk membuktikan dirinya tak bersalah dengan cara lari ke Arab Saudi. Kini satu-satunya cara untuk membuktikan kasus ini adalah dengan membawa kasus percakapan mesum ini ke pengadilan.

Chairul Huda mengatakan, di pengadilan nanti bisa diketahui apakah Polri bisa membuktikan kasus ini, atau Rizieq memang tak bersalah. “Dengan ke luar negeri itu merugikan dirinya sendiri karena tidak bisa memberikan keterangan,” ujarnya.

Di persidangan nanti akan diketahui bukti apa yang dimiliki polisi untuk menjerat Rizieq. Di sana pula Rizieq bisa memberikan pembelaan-pembelaan.

Sementara pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago menyebut kasus ini jadi pertaruhan integritas kepolisian. Dalam konteks politik, jika penetapan tersangka Rizieq tanpa bukti kuat, maka kasus ini akan dinilai publik sebagai aksi balas dendam karena kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Sehingga kalau tidak ada bukti ya jangan dipaksakan. Karena citra Polri yang dipertaruhkan,” kata Pangi.

Pangi berpendapat, beberapa kasus yang ditangani kepolisian belakangan ini memang kental aroma politisnya. Namun, kata Pangi, dalam kasus Rizieq, Polisi seakan ingin memberikan bukti bahwa penegakan hukum di Indonesia tak pandang bulu.

“Apakah itu Habib Rizieq, apakah itu Ahok dan apakah Buni Yani dan seterusnya, semua harus bisa menerimanya,” ujar Pangi.

Pangi yakin penetapan tersangka Rizeq melalui suatu keputusan yang matang dari polisi. Maka, kata Pangi, polisi tidak perlu takut dengan penggiringan opini dan reaksi masyarakat pro Rizieq yang menyebut kasus ini suatu rekayasa. “Dia (Polri) bekerja bukan karena opini tapi dengan alasan hukum itu ya,” ucapnya.

Sebelumnya dalam rekaman suara yang diperdengarkan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rizieq menyebut dirinya ke Arab Saudi bukan karena lari dari proses hukum. Ia menyebut pelarian tersebut adalah upaya melawan kezaliman dan kebatilan.

Dalam rekaman tersebut Rizieq bahkan menyatakan, untuk kasusnya ini hanya ada dua pilihan yakni rekonsiliasi atau revolusi. “Tidak ada kata lain, kecuali lawan. Pilihannya ada di hadapan pemerintah rekonsiliasi atau revolusi,” kata Rizieq.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait