‘Sakit’ Tora Sudiro: Sindrom Tourette, Insomnia, dan Dumolid

Metrobatam, Jakarta – Beberapa hari lalu, aktor Tora Sudiro ditangkap karena kedapatan memiliki dan mengonsumsi dumolid. Saat ditangkap dia memiliki 30 butir obat dumolid.

Sebenarnya dumolid bukanlah jenis obat-obatan baru. Dumolid merupakan obat yang telah lama digunakan sebagai pengobatan medis. Dokter spesialis kejiwaan, Benny Ardjil menuturkan, dumolid diberikan pada pasien yang mengalami gangguan tidur atau insomnia.

Namun melalui pengacaranya, suami Mieke Amalia itu mengaku menggunakan dumolid karena penyakit sindrom tourette dan insomnia yang dideritanya.

Apa itu sindrom tourette?

Bacaan Lainnya

Secara harafiah, sindrom tourette atau penyakit tourette merupakan penyakit yang menyerang saraf atau neuropsikiatrik.

Serangan penyakit ini menyebabkan penderita sering mengeluarkan ucapan atau gerakan spontan dan tak terkontrol.

Sindrom tourette ini merupakan penyakit yang diturunkan. Mengutip berbagai sumber, sindrom tourette ini diwariskan sejak masih anak-anak, khususnya usia 3-9 tahun. Penyakit ini lebih banyak dialami oleh laki-laki dibanding perempuan.

Sindrom yang ditemukan oleh Georges Albert Edouard Brutus Gilles de la Tourette ini menyeebutkan bahwa sindrom ini jarang ditemui pada orang dewasa karena penyakitnya mulai menurun saat anak beranjak dewasa.

Meski diungkapkan bahwa sindrom ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, namun sebab pastinya belum diketahui.

Sindrom tourette ini ditandai dengan gejala yang disebut tic. Tic adalah gerakan berulang yang tak sengaja dan di luar kesadaran.

Perilaku tic yang kerap terlihat adalah motor tic (misalnya mengedipkan mata, membuka mulut, menganggukan kepala, menggelengkan kepala), vocal tic (batuk, membuat suara binatang, mengulang perkataan sendiri dan orang lain).

Dalam beberapa kasus penderita Tourette ini seringkali mengucapkan kata-kata kotor, kasar, bahkan menghina. Hanya saja, semuanya diucapkan dalam kondisi tak tertahankan (koprolalia).

Perilaku tic tersebut bisa jadi semakin parah jika penderita merasa stres, cemas, lelah, atau terlalu semangat.

Pengobatan tourette

Tourette sendiri dianggap bisa diobati dengan beberapa cara, antara lain terapi. Terapi yang dibutuhkan adalah CBT (cognitive behavioural therapy), latihan pembalikan kebiasaan, dan terapi respons.

Selain itu, penderita juga membutuhkan dukungan serta edukasi terkait penyakit. Sedangkan untuk penggunaan obat, disarankan saat gejala dan penyakit sudah masuk fase berat.

Obat yang kerap diresepkan untuk pengobatan penyakit ini antara lain adalah obat penenang benzodiazepin seperti clonazepam dan diazepam.

Cara lainnya adalah dengan bedah. Ini hanya dilakukan saat penderita sudah parah. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait