Sandi Disebut Tak Ada Itikad Baik, Apa Janji Prabowo ke SBY?

Metrobatam, Jakarta – Isu hubungan tidak harmonis antara Partai Demokrat dan Gerindra kembali mengemuka. Gerindra mengungkit janji Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Demokrat membalas. Demokrat mengungkit janji capres Prabowo Subianto ke SBY. Apa Janji Ketum Gerindra itu?

Jubir Kogasma Partai Demokrat Putu Supadma Rudana menejabarkan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno pernah berjanji di hadapan SBY pada tanggal 12 September di Mega Kuningan Timur, Jaksel. Barternya, kata Putu, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus mengampanyekan Prabowo-Sandiaga.

3 bulan berjalan, rupanya janji Sandiaga dirasa belum ditunaikan. Putu justru menegaskan Sandiaga tak ada itikad baik untuk menepati janjinya itu.

Bacaan Lainnya

“Dalam pertemuan Mas AHY dan Mas Sandiaga Uno di Kediaman Mega Kuningan Timur, pada tanggal 12 September 2018, Mas Sandiaga Uno berjanji banyak hal dihadapan Bapak SBY dan Bapak Prabowo Subianto. Setelah berjanji banyak hal, Sandiaga Uno meminta kesediaan Mas AHY untuk ikut bersafari dengan Sandiaga Uno. Mas AHY menyanggupi tetapi tidak ditentukan waktunya kapan. Hingga hari ini, Mas Sandiaga Uno bukan hanya tidak ada itikad baik untuk menepati janji-janjinya itu, tetapi juga tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Mas AHY,” kata Supadma dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/11).

Janji antara kedua Ketum parpol ini pertama kali disinggung oleh Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Muzani bilang SBY belum juga mengampanyekan Prabowo-Sandiaga. Padahal masa kampanye sudah berjalan 1,5 bulan.

Pernyataan Muzani itu kemudian dimentahkan Demokrat. Muzani dianggap menyampaikan pernyataan tendensius dan menyesatkan publik.

“Sekjen Partai Gerindra memberikan informasi yang tidak utuh, tendensius dan menyesatkan publik serta berusaha menyeret Komandan Kogasma PD pada persoalan yang tidak produktif,” kata Supadma.

Supadma menegaskan keseriusan AHY membantu kemenangan Prabowo-Sandiaga. Buktinya, kata dia yakni kesediaan AHY menjadi angota Dewan Pembina Tim Pemenangan.

“Pertanyaan terbesar kami, seberapa serius Mas Sandiaga Uno berjuang untuk menang ketika duduk bersama antara para Anggota Dewan Pembina saja tidak pernah dilakukan, sehingga tidak jelas siapa akan berbuat apa. Mas AHY sebagai Komandan Kogasma terbiasa berpikir dan bertindak sistematis; sebelum eksekusi lapangan, selalu ada perencanaan dan persiapan yang matang. Beliau meyakini, persiapan yang baik adalah 50% kemenangan,” papar dia.

Wasekjen PD Andi Arief juga bicara soal janji Prabowo ke SBY dan AHY. Dia mengatakan banyak janji capres nomor urut 02 itu banyak yang belum terbayar.

“Memang SBY menjanjikan kampanye untuk Prabowo, tetapi silakan ditanya ke Pak Prabowo berapa janji yang belum dipenuhi ke Demokrat dan SBY,” kata Andi Arief di akun Twitter-nya dan mengizinkan detikcom mengutipnya siang tadi.

Di Pilpres 2019, Demokrat sudah final mengutamakan kemenangan untuk Pileg. AHY juga disebutkan sudah turun gunung untuk mengonsolidasikan suara partai Demokrat di daerah.

“Pilihan kami sudah final. Demokrat first. Menyelamatkan suara partai sambil memenangkan komitmen koalisi Prabowo-Sandi. Kalau suara Partai Demokrat besar, kemungkinan Prabowo-Sandi menang ada,” ujar Andi.

Disinggung soal janji Prabowo, elite Gerindra justru menyayangkan persoalan internal koalisi itu diumbar ke publik. Seharusnya ada komunikasi antar koalisi terkait janji antar Ketum partai tersebut.

“Hal ini tidak perlu kita tanggapi di media ya. Tidak elok ditanggapi di media, saling sahut-menyahut di media. Kan ini kan koalisi. Harus menunjukkan kesolidan dalam bekerja. Jadi saya rasa urusan internal Gerindra dan Demokrat nanti pasti akan dibicarakan oleh para sekjen di BPN. Yang pasti kami ingin menyampaikan bahwa koalisi kami solid dan SBY dan Demokrat akan terus bersama kami,” ujar anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade.

Demokrat masih menanti janji Prabowo. Gerindra juga diminta buat tidak banyak mengeluh.

“Jadi memang sebaiknya diawali dengan rapat pertemuan dan dialog agar tercapai solusi terbaik untuk memenangkan Prabowo-Sandi. Tentu janji tersebut sebaiknya ditanyakan kembali ke Prabowo-Sandi yang pernah disampaikan sewaktu di kediaman SBY,” singgung Supadma.

“Optimisme yang ingin kami bangun adalah merealisasikan janji-janji Prabowo-Sandi kepada partai koalisi merupakan hal yang utama sebelum berjanji kepada rakyat dan kemudian merealisasikannya. Jika berjanji kecil kepada ‘rakyat terdekat’ saja tidak mampu direalisasikan, bagaimana dapat mewujudkan banyak janji kepada rakyat luas. Jangan nodai rakyat dengan janji-janji. Berikan bukti, dan bukan janji,” sambung dia. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *