Selamatkan Rupiah, Crazy Rich Tahir Tukar Dolar Lebih Dari Rp1,5 Triliun

Metrobatam, Jakarta – Dato Sri Tahir salah seorang orang terkaya, atau belakangan dikenal dengan sebutan The Crazy Rich, berencana menukarkan dolar yang dimilikinya ke rupiah.

Konglomerat pemilik kelompok usaha Mayapada, menantu Mochtar Riady dan yang juga dikenal sebagai dermawan (philantropist) akan menukar lebih dari US$ 100 juta atau lebih dari Rp 1,5 triliun langsung ke Bank Indonesia.

Rencana tersebut langsung disampaikan Tahir kepada CNBC Indonesia kemarin, Minggu 14 Oktober 2018. Pria yang juga punya nama Ang Tjoen Ming dan lahir di Surabaya, 26 Maret 1952, mengungkapkan rencana penukaran dolar tersebut akan dilakukan pada jam 12 siang ini.

“Besok [hari ini, Senin 15 Oktober 2018] kami akan ke BI untuk tukar [dolar], jam 12. Saya (akan) inform jumlahnya, Pokok nya anda pertama,” kata Tahir saat dihubungi CNBC Indonesia.

Bacaan Lainnya

Namun, pihak Bank Indonesia pada pagi ini mengonfirmasi bahwa belum ada kabar terkait rencana Tahir tersebut.

Terlepas dari kegiatan itu, Tahir memang selama dikenal sebagai seorang dermawan yang juga pemilik kelompok usaha Mayapada Group meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan sejumlah usaha lainnya.

Nilai kekayaan Tahir diperkirakan mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 51 triliun, dan tercatat sebagai orang kaya nomor delapan di Indonesia versi Majalah Forbes.

Tahun 1971, dia menamatkan pendidikan menengah atas (SMA) di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya. Ketika lulus SMA, Tahir pernah bercita-cita ingin menjadi seorang dokter, tapi kandas karena ayahnya sakit keras hingga tidak sanggup membiayai keluarga.

Tahir muda harus berhenti kuliah dan melanjutkan bisnis ayahnya di Surabaya. Namun pada umur 20 tahun, ia mendapat beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Sambil kuliah Tahir tiap bulan mencari produk di Singapura untuk dijual di Surabaya.

Dia membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat perbelanjaan di Singapura, menjualnya kembali ke Indonesia. Di umur 35 tahun, ia bersekolah kembali lalu menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, California, Amerika Serikat.

Dari garmen lambat laun Dr Tahir muda mulai berani memasuki bidang bisnis lain, dia masuki bidang keuangan. Diawali dari Mayapada Group yang didirikannya pada 1986, bisnisnya merambat dari dealer mobil, garmen, perbankan, sampai di bidang kesehatan.

Tahun 1990 Bank Mayapada lahir menjadi salah satu bisnis andalannya. Ketika itu, bisnis garmen Mayapada tidak lagi tumbuh, justru bisnis banknya maju pesat.

Saat krisis ekonomi 1998 menghantam negeri, banyak bank pemerintah maupun swasta yang ambruk. Namun di tengah situasi berbahaya seperti itu, Bank Mayapada tetap bertahan, malah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.

Aktivitas perbankan Bank Mayapada tidak lumpuh karena ia tidak mengambil kredit dari bank asing sebesar bank-bank di Indonesia pada waktu itu. Bank Mayapada saat itu masih berfokus pada pengucuran kredit usaha kecil.

Selain itu, karena mimpinya menjadi dokter kandas, Tahir memelihara keinginannya tersebut dengan membangun rumah sakit Mayapada yang berlokasi di Tangerang dan Jakarta Selatan. Melalui rumah sakit ini, Tahir memudahkan akses pelayanan kesehatan bagi anak dan orang tidak mampu.

Nama Tahir juga sempat fenomenal saat memberikan sumbangan sebesar US$ 75 juta untuk The Global Fund untuk melawan TBC, HIV, dan Malaria. Dengan bermitra bersama Bill & Melinda Gates Foundation, sumbangannya dilipatgandakan menjadi US$ 150 Juta. (mb/detik)

Pos terkait