Selisih 16 Persen, HNW Respons Roy Morgan: Survei Itu Kerap Keliru

Metrobatam, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyebut tak seharusnya hasil survei dijadikan alat untuk menggiring opini masyarakat bahwa Pilpres 2019 sudah memiliki pemenang.

“Jangan kemudian rakyat dicekoki dengan pemahaman seolah olah pemilu sudah selesai dengan hadirnya lembaga survei. Dan karenanya survei itu sangat tidak rasional, tidak masuk akal, kalau diartikan sebagai pemilu sudah selesai dan pemenangnya adalah Jokowi,” kata dia, di Kompleks MPR/DPR, Jakarta, Senin (4/2).

Hal ini dikatakannya terkait dengan hasil survei lembaga riset asal Australia, Roy Morgan, yang menyatakan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dengan angka 58 persen berbanding 42 persen pada Januari atau selisih 16 persen.

“Survei Roy Morgan menunjukkan bahwa Indonesia akan kembali memilih inkumben Jokowi untuk menjabat di periode keduanya sebagai Presiden. Jokowi mendapat dukungan 58 persen dari pemilih pada Januari, atau naik 5 persen dari [raihan suara] pada Pilpres 2014, dan kompetitornya, Prabowo, hanya mendapat dukungan 42 persen, atau turun 5 persen [dari Pilpres 2014],” tutur CEO Roy Morgan, Michele Levine, dikutip dari keterangan resmi di situsnya, Senin (4/3).

Bacaan Lainnya

Hidayat melanjutkan pihaknya enggan ambil pusing dengan hasil survei tersebut. Buktinya, klaim dia, hasil survei yang dirilis beberapa lembaga riset sebelum pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dan Pilkada serentak tahun 2018 banyak yang meleset dari perkiraan.

“Sudah berkali-kali dibuktikan lembaga survei salah dan salahnya sangat luar biasa. Biasanya kan kemungkinan salahnya hanya di angka 2 persen. tetapi di Pilgub DKI 20 persen,” kata dia.

Lebih lanjut, ia, yang juga menjabat Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu, menyatakan maraknya lembaga survei sangat baik bagi perkembangan demokrasi Indonesia.

Akan tetapi, dia menyarankan agar lembaga survei tak memaksa masyarakat untuk mempercayai hasil survei yang dilakukannya tersebut.

“Lagi-lagi kalau soal survei kita sudah hapal. Semua juga tahu bagaimana lembaga lembaga survei di DKI, di Jawa Barat, jadi sudahlah. Silakan lembaga survei melakukan survei Anda. Jangan paksakan rakyat untuk percaya dengan survei,” kata dia. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait