Siapa Saja Diduga Terlibat Kartel Tiket Pesawat? Ini Jawaban KPPU

Metrobatam, Jakarta – Maskapai penerbangan telah menurunkan harga di rute-rute tertentu, Namun, sebelum itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga ada permainan harga atau kartel tarif tiket pesawat.

Lantas, siapa di balik dugaan permainan harga tiket pesawat tersebut?

Komisioner KPPU Kodrat Wibowo menjelaskan semua industri jasa penerbangan telah dikaji terkait kartel, oleh sebab itu KPPU tidak bisa merinci maskapai yang melakukan kecurangan tersebut.

“Yang kami tahu dari hasil rapat komisi ya semuanya (maskapai), itu kan industrinya di pasarnya, jadi ketika ngomong pasar kita tidak bisa menunjuk siapa,” jelasnya kepada detiFinance, Senin (21/1).

Bacaan Lainnya

Menurutnya Apabila terbukti ada permainan harga, maka KPPU akan meningkatkan ke tahap penyelidikan.

“Itu yang kita ingin kaji apakah memang seperti itu, kalau ada indikasi kita bisa lanjutkan ke tahap dugaan sehingga bisa masuk ke tahap penyelidikan, kalau sekarang belum, masih dikaji, ini masih upaya untuk mengkaji apakah peristiwa kemarin itu adalah praktek kartel,” kata Kodrat.

Kodrat menambahkan untuk mengetahui adanya kartel, KPPU mengevaluasi komponen biaya tiap maskapai untuk membuktikan kenaikan harga terjadi secara alami atau tidak.

“Ya kan harus ada misalnya komponen-komponen biayanya sudah berubah dengan apa yang kita punya, apakah memang betul naik, kalau memang naik ya memang harus naik harganya, masa harganya nggak naik, kalau terbukti demikian kan berarti tidak ada kartel, murni bisnis semata,” jelasnya kepada detikFinance, Senin (21/1).

Jika tarif tiket melonjak tanpa alasan yang jelas, hal tersebut merupakan salah satu adanya dugaan permainan harga.

“Jadi kalau tiba-tiba harga naik berarti kan ada unsur lain, nah kita harus ketahui apa unsur itu, karena kan gini, kalau harga naik terus menerus itu kan kita harus duga (kartel),” tambahnya.

Kodrat mengatakan kenaikan harga tiket yang dilakukan maskapai pun belum mencapai satu bulan. Maka dari itu, pihaknya akan terus mengkaji adanya dugaan tersebut.

“Orang baru cuma beberapa bulan, belum sampai sebulan kan, makanya ini hanya salah satu kajian terhadap apa yang terjadi,” tuturnya. (mb/detik)

Pos terkait