Simpang Siur Kabar Bahrun Naim, Polisi Dituntut Siaga

Metrobatam, Jakarta – Pria yang diduga sebagai dalang serangan teroris di Jl. MH. Thamrin, Jakarta, 2016, Bahrun Naim atau BN, dikabarkan tewas. Namun, belum ada sumber resmi yang membenarkannya. Bagaimanapun, Polri diminta tak lengah soal potensi serangan teroris akibat kabar itu.

Informasi kematian anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bernama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Abu Rayyan alias Abu Aishah itu menyebar melalui aplikasi pesan Whatsapp. Bentuknya, cuplikan layar atau screenshot.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul menyatakan, pihaknya belum bisa memverifikasi kabar kematian Bahrun itu. Fakta-fakta yang terkait Bahrun pun belum ditemukan.

“Sejak beredarnya (kabar kematian Bahrun) di media sosial tersebut, sudah dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi lebih akurat. Tapi memang sampai saat ini belum ada fakta yang mengatakan bahwa saudara BN telah tewas,” kata dia, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/12).

Bacaan Lainnya

Terpisah, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridwan Habib menyebut, informasi seputar kematian anggota ISIS kerap direkayasa oleh pihak-pihak tertentu untuk menimbulkan kelengahan aparat kepolisian. Ia pun meminta Polri waspada dengan kabar kematian Bahrun ini.

“Harus hati-hati menyikapi berita ini,” ucapnya.

Berdasarkan hasil verifikasinya sementara, Ridwan mengaku mendapat informasi bahwa seseorang dengan hasil identifikasi menyerupai Bahrun telah meninggal dalam sebuah serangan brutal yang dilancarkan tentara Presiden Suriah Bashar al-Assad, di wilayah Hamam, Suriah.

Namun demikian, informasi itu belum sepenuhnya valid. Menurutnya, proses verifikasi kematian seseorang di Suriah bukan hal mudah. Kondisi medan yang rawan dan keterbatasan pemberi informasi menjadi hambatan.

“Kalau 100 persen itu (namanya) kebenaran. (Kabar kematian Bahrun) ini 50 persen,” aku dia.

Perlu waktu untuk memastikan kabar itu. Bila tak kunjung terkonfirmasi, kata Ridwan, maka Bahrun akan mengikuti jejak anggota teroris lainnya seperti Bahrumsyah dan Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal yang kabar kematiannya sempat simpang siur.

“Kalau (kematian Bahrun) itu 30 November, berarti asumsi kami ada verifikasi 10 hari. Tunggu dua hingga tiga hari, kalau tidak, (informasinya) akan gelap, jadi menduga apakah ini benaran meninggal atau tidak,” ucap Ridwan.

Bahrumsyah sempat dilaporkan tewas di Suriah pada Maret 2017 silam. Abu Jandal dikabarkan tewas pada November 2016. Kabar kematian keduanya sempat simpang siur. Bahkan, kabar kematian Bahrumsyah belum terverifikasi hingga saat ini.

Menurut Ridwan, ada celah informasi untuk memastikan soal nasib Bahrun. Yakni, seorang warga Malaysia yakni Mahmud Ahmad. Ia terdeteksi beberapa kali melakukan komunikasi dengan Bahrun. Komunikasi yang mereka jalin berkaitan soal pilihan orang yang akan diberangkatkan ke Marawi, Filipina, dalam rangka pengiriman bantuan dana, hingga realisasi pemindahan ‘medan perang’ Suriah ke Marawi.

“Dia (Mahmud) punya kontak dengan jejaring Bahrun di Indonesia dan kirim orang ke Marawi,” ungkapnya.

Senada, Direktur Community of Ideological Islamic Analyst Harits Abu Ulya mengatakan, kabar kematian Bahrun akan segera terkonfirmasi dalam waktu dekat. Harits berkata, informasi seputar kematian Bahrun akan segera diperoleh dari pihak keluarga setelah mendapatkan informasi dari WNI warga negara Indonesia yang turut berada di medan pertempuran ISIS.

“Jika sudah meninggal, cepat atau lambat akan ada informasi yang valid,” aku dia.

Petugas kepolisian berlari menuju ke arah gedung Sarinah untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan yang dilakukan sejumlah teroris ke beberapa gedung dan pos polisi di Jakarta, Kamis (14/1).Petugas kepolisian berlari menuju ke arah gedung Sarinah untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku peledakan di pos polisi di Jl. MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2016), yang diduga diotaki oleh Bahrun Naim. (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Tidak Ada Kabar Kematian Bohong

Di lain pihak, Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones meyakini soal kebenaran kabar tewasnya Bahrun. Keyakinan itu didasarkan pada pengalaman bahwa tidak ada berita bohong atau palsu seputar kematian WNI di Suriah.

“Belum ada contoh dimana dengan sengaja orang Indonesia dilaporkan meninggal padahal tidak benar. Jadi, saya yakin kemungkinan besar bahwa (informasi kematian Bahrun) ini benar,” ucapnya.

Meksi begitu, Sidney mengaku masih pentingnya menunggu kepastian soal kabar kematian Bahrun. “Saya kira, kita harus menunggu konfirmasi,” ujar dia.

Sidney menerangkan, Bahrun hanya memiliki jaringan teroris yang bersifat pribadi di Indonesia. Yakni, Tim Hisbah di Solo, Jawa Tengah, serta Gigih Rahmat di Batam, Kepulauan Riau.

Soal celah informasi langsung soal Bahrun, Sidney menyebut nama Dian Yulia Novi. Dia Disebut punya komunikasi langsung dengan Bahrun.

Dian sendiri sudah ditangkap tim Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri bersama dua orang rekannya Nur Solihin dan Agus Supriyadi, di kamar indekos di kawasan Bintara, Bekasi, Jawa Barat pada 10 Desember 2016. Barang bukti yang disita adalah sebuah bom berbentuk panci.

Rencananya, bom tersebut akan diledakkan di Istana Negara pada saat serah terima jaga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres), 11 Desember 2016.

Bahrun, pria kelahiran 1983, diperkirakan bergabung dengan ISIS pada 2015. Ia dipercaya mengendalikan jaringan teror di Indonesia dengan cara merekrut, melatih, dan merencanakan serangan. Komunikasi dengan para pengikutnya banyak dilakukan melalui media sosial. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait