Survei: 44 Persen Tolak #2019GantiPresiden, 36 Persen Setuju

Metrobatam, Jakarta – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan bahwa hanya ada 36 persen responden yang mengaku setuju dengan gerakan #2019GantiPresiden. Sebanyak 43,7 persen lainnya menolak gerakan itu.

Sementara, 14 persen responden bersikap netral terhadap gerakan tersebut dan enam persen lainnya tidak menjawab.

“Mayoritas warga sudah tahu tentang gerakan #2019GantiPresiden 60 persen, di antara yang tahu sekitar 36 persen setuju, 44 persen tidak setuju, 14 persen netral dan selebihnya tidak bersikap,” terang Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, di Cikini, Jakarta, Rabu (26/9).

Selain itu, berdasarkan hasil survei tersebut 44 persen responden menilai bahwa gerakan tersebut bukan kampanye, melainkan bentuk kebebasan berekspresi. Atas dasar itu Burhanuddin meminta kepada aparat tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi gerakan tersebut.

Bacaan Lainnya

“Sekitar 34 persen warga yang tahu menilai bahwa gerakan tersebut termasuk pelanggaran Pemilu, curi start, padahal masa kampanye belum dimulai, dan 23 persen selebihnya tidak bersikap,” lanjut Burhanuddin.

Penggagas gerakan #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera menyambut positif hasil survei itu. “Kami gembira 60 persen sudah tahu. Dari yang tahu itu 36 persen suka, 44 persen [tidak suka] itu wajarlah, dan 36 [persen] sumbangan dari ganti presiden itu besar,” aku dia, yang juga Ketua DPP PKS itu.

Namun demikian, Mardani mengaku tidak bisa mengarahkan massa gerakannya untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebab, #2019GantiPresiden adalah gerakan sosial.

“Gerakan 2019 Ganti Presiden sudah jadi gerakan sosial ya, saya mau mengarahkan ke kiri atau kanan belum tentu ikut, karena kesatuan mereka bukan kesatuan dengan saya,” terangnya.

Kendati begitu, Mardani mengatakan, massa #2019GantiPresiden bakal lebih mudah untuk diajak mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga. Dirinya bakal bekerja keras untuk menggaet massa gerakan itu untuk mendukung Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.

“Hashtag itu ada gagasannya, ingin mengganti Pak Jokowi sehingga semestinya lebih mudah. Tapi hasil survei kami belum nyampe semuanya masuk ke Prabowo-Sandi. Harus kerja keras,” terang dia.

Diketahui, survei Indikator dilakukan pada 1-6 September 2018 dengan jumlah responden 1.220 orang. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,9 persen. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait