Tak Sanggup Bayar Rumah Sakit, Januar Berniat Jual Anaknya Hebohkan Warga

Metrobatam, Makassar – “Orangtua mana yang rela menjual anaknya sendiri ?” pernyataan itu Januar lontarkan dengan nada bergetar. Suara yang ditengahi isak itu, membuat puluhan isi ruang terdiam, saat sebelumnya para awak media mencecar Ayah yang berniat menjual anaknya ini, dengan tudingan golongan orang mampu.

Sang ayah Bayi yang lahir prematur ini, mengaku harus rela mejual anaknya karena tidak sanggup membayar biaya Rumah Sakit. Ia dalam kondisi tak karuan saat berhadapan dengan tuntutan pembayaran biaya inkubator senilai Rp39 juta di RS Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 29 September lalu.

Situasi itu membuat Januar bersama istrinya Andi Indra Ayu, menulis secarik surat. Pesan yang tertuang berisi niatan mereka menjual anaknya, Faradiba Auliyah Khumairah yang lahir prematur pada 17 September 2016. Sebab, tak mampu melunasi biaya perawatan anaknya.

Surat itulah yang geger usai terposting di media sosial, tersebar menyeruak hingga penjuru netizen pun heboh. Dalam postingan itu, Januar mengaku telah berupaya sekuatnya, setelah negosiasi biaya dengan pihak RS Unhas mengalami jalan buntu. Malahan pihak rumah sakit memberikan batas akhir pelunasan paling lambat pukul 00.00 WITA dini hari waktu itu.

Bacaan Lainnya

“Semua saya sudah lakukan, termasuk beberapa yang teman sarankan, tapi belum ada titik temunya, akhirnya mungkin melalui hal seperti itu (surat),” jelas Januar dengan arah pandangan sedikit menunduk.

Dengan suara yang sedikit terisak, ia tetap tegas menjawab tudingan liar, pasca-pihak rumah sakit membebaskan biaya perawatan bayi Januar. Beragam anggapan miring yang mengarah ke Januar, diantaranya cari sensasi, orang mapan, dan lain sebagainya.

“Kalau mau sejujurnya, tidak ada orangtua yang rela mau menjual anaknya sendiri. Apalagi anak kami anak pertama, tidak akan mungkin,” tegas januar dengan sorot mata nanar.

Lelaki yang berprofesi relawan guru ini, sempat pasrah dengan tekanan situasi itu. Alasan utama hingga Januar berniat menjual anaknya, tak lain persoalan ekonomi. Keluarga yang tergolong masih muda ini, tak menyangka akan ditimpa musibah ini.

“Kami tidak bisa berbuat apa-apa, hal tersebut diberikan pada kami, Rp39 juta harus dibayarkan pada saat itu tidak banyak yang kami bisa lakukan sebagai orang kecil,” tutur Januar.

Pemuda yang baru menjadi ayah ini tak menampik rumor bahwa dirinya merupakan CEO dari satu komunitas. Namun, ia menyanggah rumor bahwa Januar sebenarnya orang mampu, karena merupakan CEO. Melainkan sekolah yang ia bentuk bersama temannya, merupakan sekolah sosial untuk anak tidak mampu.

“Mengenai rumor yang berada di luar, yang mengatakan bahwa saya orang mampu, punya CEO saya seroang master planer dsb. Perlu saya luruskan, CEO yang ada di situ, adalah lembaga founding Sekolah Semesta Indonesia adalah lembaga volunteer, tidak berafiliasi ke profit. Bahkan kami dirikan sekolah itu sebagai bentuk kepedulian sosial kami pada sekolah-sekolah yang ada di indonesia,” jelas Alumni Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Alauddin ini.

Kasus yang dialami Januar ini, bukan hal yang baru di Indonesia. Tahun 2014 lalu pernah terjadi hal serupa. Yakni Arianty, warga Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan Jawa Timur terpaksa disandera rumah sakit. Lantaran tak mampu meluasi biaya persalinan, pada 27 Januari 2014 lalu

Begitu pun di tahun 2016, seorang bayi usia lima hari ditahan tempat praktik besalin, di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Sumatera Utara (21/4/2016). Sebab, Siti Hawa (32) sang ibu tak mampu melunasi biaya persalinan Rp 14 juta.(mb/okezone)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *