Temuan dan Penelitian Sikap Anak Balita yang Suka Mengamuk

Ilustrasi

Metrobatam.com, (MB) – Menjadi orangtua dari dua anak atau lebih, kadang muncul kebingungan. Anak berasal dari orangtua yang sama, pola asuh yang tak jauh berbeda, lingkungan yang sama, hingga makanan dan minumannya pun sama. Tapi sikap tiap anak begitu berbeda.

Anak kembar pun memiliki kecenderungan sikap yang berbeda meski mereka berasal dari satu telur. Ada anak yang bisa dengan mudah diberitahu jika melakukan kesalahan atau diberi peringatan. Tapi ada anak yang suka sekali mengamuk, menangis hingga berteriak dan bahkan berguling-guling.

Menghadapi anak-anak yang suka mengamuk, rewel dan memiliki level emosi yang tinggi ini memang sangat ‘menguji’ para orangtua. Di satu sisi anak harus diajarkan kedisiplinan tapi di sisi lain orangtua juga tak boleh bersikap keras apalagi sampai memberi hukuman fisik.

” Adanya perbedaan tingkah laku tiap anak adalah normal, itu menjelaskan peranan yang begitu besar dari pembawaan sikap anak dalam membentuk temperamennya,” ujar Dr. Sarah Baker, seorang psikolog klinis.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan hal ini dengan temuan dari penelitian yang dilakukan oleh The Australian Temperament Project, sebuah studi psikologi longitudinal selama 30 tahun. Dari penelitian diketahui temperamen anak tak bisa berubah secara drastis.

” Anak yang saat balita suka mengamuk, senderung akan terus begitu ketika dewasa. Tapi ini bukan berarti tak bisa diubah. Pembawaannya memang demikian, namun orangtua berperan besar dalam mengajarkan anak untuk mengontrolnya,” ujar Dr. Baker.

Temperamen bawaan tak bisa diubah, karena itu memang sudah kondisi psikologisnya. Untuk itu para orangtua harus mengajarkan anak mengelola emosinya dengan baik.

Membuat hubungan yang sehat antar keluarga, serta membentuk lingkungan yang positif bagi psikologis anak. Dengan demikian, meski memiliki temperamen yang tinggi anak terlatih untuk mengontrolnya.

Sumber: KidSpot

Pos terkait