Terburuk Dalam Sejarah Zimbabwe, 200 Gajah Mati Akibat Kekeringan

Harare – Kekeringan parah yang melanda Zimbabwe menyebabkan 200 gajah mati. Hewan lain seperti jerapah, kerbau, dan impala pun sekarat karena hilangnya air.

Juru bicara Otoritas Pengelolaan Taman Nasional dan Satwa Liar Zimbabwe Tinashe Farawo mengatakan sedikitnya 200 gajah telah mati di Taman Nasional Hwange yang luas saja sejak Oktober. Taman-taman lain pun ikut terdampak.

“Hampir setiap hewan terpengaruh,” kata Farawo seperti dilansir NBC News, Rabu (13/11/2019).

“Tentu saja, gajah mudah diketahui selama patroli, tetapi beberapa spesies burung sangat terpengaruh karena mereka hanya dapat berkembang biak di ketinggian pohon tertentu dan pohon-pohon itu dirobohkan oleh gajah,” sambungnya.

Bacaan Lainnya

Ribuan hewan lain akan direlokasi agar tak ikut terdampak kekeringan panjang ini. Situasi akan membaik jika hujan kembali turun.

Sementara dilansir AFP, Badan margasatwa Zimbabwe mengatakan akan memindahkan ratusan gajah dan hewan lain untuk menyelamatkan mereka dari kekeringan yang mematikan. Hewan-hewan itu akan dipindahkan dari Save Conservancy, sebuah taman utama di Zimbabwe tenggara, ke tiga cagar alam lainnya.

“Kami memindahkan 600 gajah, dua kebanggaan singa yang terdiri dari lima dan 10 anggota, sekawanan anjing liar, 50 kerbau, 40 jerapah, dan 2.000 impala,” kata Tinashe Farawo kepada AFP.

“Ini akan menjadi translokasi terbesar dalam sejarah kami,” kata Farawo.

Izin untuk operasi telah diamankan, kata Farawo. Transfer akan dimulai “selama musim hujan, ketika padang rumput dan dedaunan mulai berkembang,” tambahnya. Musim hujan biasanya dimulai sekitar pertengahan November.

“Kami ingin menghindari situasi di mana kami memindahkan hewan, hanya agar mereka mati kelaparan karena tidak ada makanan di habitat baru mereka,” jelasnya.

Kekeringan ini sendiri telah menyebabkan gajah yang lapar telah keluar dari area satwa liar dan menyerbu permukiman manusia untuk mencari makanan, yang merupakan ancaman bagi masyarakat. Farawo mengatakan 200 orang telah tewas dalam “konflik manusia dan hewan” selama lima tahun terakhir.

Beberapa negara Afrika selatan berada dalam cengkeraman salah satu kekeringan terburuk dalam beberapa dasawarsa. Selain itu selama berbulan-bulan suhu berada di atas rata-rata dan curah hujan yang tidak menentu. Kekeringan tahun ini telah membuat padang rumput layu dan mengeringkan lubang air sehingga membuat hewan semakin sulit bertahan hidup.

Botswana bulan lalu mengumumkan bahwa lebih dari 100 gajah telah mati dalam dua bulan di Taman Nasional Chobe yang terkenal.

Kekeringan juga berdampak pada lebih dari lima juta penduduk pedesaan Zimbabwe atau hampir sepertiga dari populasi. PBB mengingatkan, ada risiko kekurangan makanan sebelum panen berikutnya pada tahun 2020. Kekurangan makanan untuk orang-orang juga diperparah efek gabungan dari kekeringan dan krisis ekonomi yang berkelanjutan di negara itu. (mb/detik)

Pos terkait