Terduga Teroris Bandung akan Serang Istana Negara dengan Bom Kimia

Metrobatam, Bandung – Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri mengamankan lima terduga teroris di Kampung Jajaway, Antapani, Kota Bandung, Selasa (15/8) pagi.

Mereka diamankan dari sebuah rumah kontrakan. Satu di antara mereka merupakan wanita, sisanya laki-laki. “Ini (yang diamankan) merupakan jaringan JAD Bandung Raya,” jelas Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, saat ditemui di lokasi penangkapan.

Hasil identifikasi tim Densus, Yusri menyebut, kelimanya berinisial AK (wanita), AR (suami AK), YP, SH, dan R alias I. Dua dari mereka merupakan warga Bandung, sementara tiga lainnya berasal dari Sumenep, Kediri, dan Sumatera Barat.

Sejumlah bahan peledak, ungkap Yusri, ditemukan pihak kepolisian menggeledah rumah kontrakan yang didiami terduga teroris. Mereka tinggal di rumah tersebut sejak delapan hari terakhir. “Kelompok ini, berencana menyerang Istana Negara, Mako Brimob, dan juga petugas kepolisian yang bertugas di lapangan,” tambah Yusri.

Bacaan Lainnya

Yusri melanjutkan, penyerangan akan dilakukan menggunakan bom kimia yang merupakan modus baru para pelaku terorisme. “Bom itu dirakit dengan bahan-bahan kimia yang mereka beli di toko kimia,” sebutnya.

Yusri mengatakan, kelimanya akan melakukan aksi teror pada akhir Agustus 2017. Sementara itu, sampai saat ini tim Polda Jabar, Densus 88, dan tim puslabfor Mabes Polri masih melakukan olah tempat kejadian.

Sukabumi Sasaran Teroris

Sementara itu Kepala Kepolisian Resor Sukabumi, Jawa Barat, AKBP M Syahduddy mengatakan, seluruh daerah yang berada di bawah wilayah hukumnya rawan menjadi sasaran teroris, baik aksi teror maupun penyebaran pahamnya.

“Setiap daerah bisa terjadi aksi teroris sehingga kami menganggap seluruh wilayah rawan,” katanya di Sukabumi, Jumat (14/7).

Namun demikian, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap aksi teroris yang bisa menyerang siapa saja karena pihaknya menjamin keamanan setiap warga. Selain itu, warga juga diimbau untuk ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan maupun pemberantasan.

Salah satunya dengan menggiatkan kembali siskamling atau ronda dan tamu wajib lapor 1×24 jam. Lanjut dia, masyarakat juga harus segera melapor jika di lingkungannya ada orang atau kelompok yang mencurigakan agar bisa segera ditindaklanjuti.

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan pemetaan daerah rawan terjadi aksi teroris di wilayah hukumnya dan menginstruksikan seluruh anggotanya baik yang bertugas di Polres maupun Polsek untuk meningkatkan keamanan.

Langkah tersebut dilakukan dengan meningkatkan peran Binkamtibmas (Bintara Pembinaan dan Keamanan Ketertiban Masyarakat) dan patroli keliling serta memperketat pengamanan daerah dan jalur perbatasan.

“Kami juga mengimbau pengurus RT dan RW agar secara detail mendata warganya khususnya orang baru yang masuk ke wilayahnya,” tambahnya.

Syahduddy mengatakan sasaran pelaku teror tidak hanya elemen masyarakat tertentu tetapi bisa menyerang siapa saja, bahkan saat ini anggota polisi pun kerap menjadi sasaran aksi penyerangan teroris.

Maka dari itu, seluruh elemen masyarakat harus bekerja sama dalam memberantas aksi terorisme dan mencegah paham radikal masuk ke lingkungan keluarga maupun warga.(mb/okezone)

Pos terkait