Tifatul: Cawapres Harus dari PKS Tak Bisa Ditawar

Metrobatam, Jakarta – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menyatakan calon posisi wakil presiden sudah tak bisa ditawar jika Gerindra tetap ingin berkoalisi. PKS saat ini punya sembilan nama yang siap dipasangkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang akan kembali maju di Pilpres 2019.

Di Pilpres nanti, PKS, kata Tifatul, tak mau cuma jadi penggembira semata.

“Enggak bisa ditawar-tawar. Cawapres harus dari PKS. Kami enggak mau jadi penggembira saja dalam Pilpres ini,” kata Tifatul di Kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (10/7).

Karena itu, jika Gerindra tak mau mengambil cawapres dari salah satu kader PKS, maka koalisi tak bisa terbentuk.

Bacaan Lainnya

“Kalau mau kami disuruh dukung-dukung saja mungkin enggak (mau), lebih baik jalan masing-masing saja,” ujarnya.

Namun Tifatul mengklaim sejauh ini Prabowo Subianto masih punya komitmen untuk bersama PKS di Pilpres 2019.

Soal nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang belakangan mencuat, PKS menurut Tifatul belum berencana untuk ikut mendukungnya sebagai cawapres karena sudah punya sembilan kader terpilih.

“Kami sudah ajukan sembilan orang, utu keputusan Majelis Syuro. Untuk mengajukan itu harus sidang lagi,” kata mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

Diketahui, PKS mengusung sembilan nama untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo sebagai syarat koalisi. Sembilan nama itu adalah mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid; mantan Presiden PKS Anis Matta; Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno.

Selain itu ada nama Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri; anggota DPR Tifatul Sembiring; anggota DPR Al Muzammil Yusuf MS dan anggota DPR Mardani Ali Sera.

Gerindra Yakin PKS Tak Egois

Partai Gerindra merasa yakin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak egois perihal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto. Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule meyakini PKS bakal mengesampingkan kepentingan partai di Pilpres 2019.

Hal itu menanggapi pernyataan anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring yang menegaskan cawapres bagi Prabowo adalah kader PKS.

“Saya yakin sikap PKS tidak akan mendahulukan kepentingan partainya di atas kepentingan bangsa dan negara,” ujar Iwan dalam pesan singkat, Selasa (10/7).

Iwan menuturkan koalisi yang dibangun antara Gerindra dengan PKS dan PAN didasarkan atas semangat kebangsaan untuk melakukan perubahan. Semangat itu muncul, kata dia, karena kondisi ekonomi dan kehidupan bangsa yang kian terpuruk.

Atas pandangan itu, Iwan menilai mitra koalisi memahami Pilpres 2019 merupakan momentum untuk merealisasikan hal tersebut. Terlebih, ia mengklaim masyarakat antusias atas perubahan kepemimpinan.

“Jadi tahun 2019 mendatang merupakan tahun di mana rakyat dapat melakukan perubahan yang lebih baik dan bermartabat,” ujarnya.

Terpisah, Waketum Gerindra Ferry Juliantono mengatakan posisi cawapres masih dibahas seluruh partai mitra koalisi. Ia meminta kader menyerahkan keputusan cawapres kepada Prabowo dan pimpinan parpol koalisi.

“Kita serahkan kepada Pak Prabowo dan pimpinan partai untuk memutuskan bersama. Insya Allah itu adalah keputusan yang terbaik untuk rakyat,” ujar Ferry. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait