Titiek Puspa Ditunjuk Jadi Maestro untuk Ajari Siswa SMA

Metrobatam, Jakarta – Seniman legendaris Titiek Puspa ditunjuk sebagai salah satu maestro seni budaya dalam kegiatan Belajar Bersama Maestro yang diusung Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Sebetulnya aku dibilang maestro ketawa sendiri, maestro dari Hong Kong atau Temanggung,” ujar Titiek sembari tertawa saat ditemui usai acara pembukaan Belajar Bersama Maestro (BBM) di Merlyn Park Hotel, Jakarta Pusat, Senin (10/7).

Kegiatan Belajar Bersama Maestro akan diikuti oleh 300 siswa SMA dan SMK dari berbagai daerah di Indonesia yang telah diseleksi untuk mendapatkan kesempatan belajar kesenian dari para maestro.

Wanita yang tahun ini genap berusia 80 itu pun menyambut baik program tersebut. Menurut wanita yang akrab disapa Eyang itu, kegiatan ini membuka wawasan luas para siswa karena dapat belajar langsung dari kegiatan sehari-hari para maestro.

Bacaan Lainnya

“Jadi saya sangat terharu sekali. Ini suatu pelajaran dari luar sekolah yang sangat diperlukan, mereka akan lebih luas pandangannya. Tidak seperti katak dalam tempurung,” katanya.

“Dengan kegiatan di luar, mereka bisa melihat kejadian yang ada dan bertemu dengan orang yang (sudah) punya keahlian masing-masing. Kalau itu dipelajari, akan menambah gairah hidup mereka,” tambahnya lebih lanjut.

Titiek sendiri, nantinya akan mengajar di bidang seni musik. Mulai 11-23 Juli, sepuluh hingga 15 orang akan mendapat kesempatan untuk menyerap pengalaman dan ilmu pengetahuan dari pelantun Kupu-Kupu Malam itu.

Titiek mengaku hendak mengajarkan soal budi pekerti, nasionalisme, dan kebhinekaan kepada anak-anak. Sementara untuk pengajaran vokal, akting, dan tari, Titiek telah menunjuk orang yang ahli di bidang itu.

“Karena ini pelajarannya musik, kalau teknik saya nol, karena dulu saya belajar secara otodidak. Jadi saya minta tolong dengan orang orang lain, ada Agustin, Roro, dan Riza yang ajarkan vokal, tari dan akting,” katanya.

Sebelum terjun memberi pengajaran langsung, Titiek yang telah berkiprah di dunia seni hiburan sejak 1953 itu berbagi kunci bertahan dalam dunia seni. Menurut dia, yang terutama adalah kesadaran diri.

“Hidup itu harus sadar. Aku diberi oleh Tuhan, suara walaupun tak indah itu menghidupi saya dan katanya menghibur orang. Itu harus saya pundi-pundi sebaik-baiknya, saya pelihara, hormati dan kerjakan dengan jujur, sungguh-sungguh serta cinta,” tuturnya.

“Karena itu Tuhan berikan kepanjangan tugas. Ini sesuatu karunia untuk kerjakan seperti bayar hutang, pada Tuhan, Tanah Air dan putra-putri yang jadi next generation. Apa yang dipunya dan diingat harus didelegasikan,” tambah Titiek lebih lanjut.

Selain Titiek, terdapat 14 seniman lain yang terbagi dalam beberapa bidang seni lainnya seperti seni rupa, tari, teater, media, dan musik.

Melalui program ini, para peserta tidak hanya belajar langsung dari sosok yang telah berpengalaman, tapi juga dari lingkungan tempat para seniman itu tumbuh.

Ratusan peserta tersebut akan tersebar ke sejumlah daerah tempat tinggal atau sanggar milik para maestro, seperti DKI Jakarta, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Medan, Kupang, Lombok Utara, dan Makassar.

“Ini wujud dari pembentukan karakter. Saya sangat ingin dalam prosesnya (peserta) bisa menarik manfaat, bukan hanya belajar seni tapi juga hidup dari maestro,” kata Dirjen Kebudayaan, Ilmar Farid dalam pidato pembukaan BBM. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait