Trauma Aksi KKSB, Tenaga Pengajar Enggan Kembali ke Nduga Papua

Metrobatam, Jayawijaya – Sejumlah tenaga pengajar yang sebelumnya bertugas di beberapa sekolah di Kabupaten Nduga, Papua, enggan kembali bertugas. Alasannya, mereka trauma akibat penyanderaan, pemerkosaan, serta ancaman dari kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB).

“Para tenaga pengajar atau guru tidak mau kembali ke sekolah masing-masing,” ujar Dandim 1702/Jayawijaya, Papua, Letkol Inf Candra Dianto sebagaimana dilansir dari Antara, Senin (11/2).

Akibat tenaga pengajar enggan kembali ke Nduga, sejumlah sekolah yang berada di wilayah operasi KKSB sama sekali tidak berjalan. Hal itu juga menyebabkan sejumlah guru, masyarakat, termasuk anak-anak sekolah, mengungsi ke Kabupaten Jayawijaya.

“Sebagai pendatang (nonpenduduk lokal), merasa trauma dan ketakutan. Yang lebih fatal dari kejadian tersebut adalah tidak adanya proses belajar-mengajar hingga saat ini di wilayah tersebut. Siswa-siswi SD hingga SMA, yang merupakan generasi penerus bangsa, tidak dapat mengenyam pendidikan,” katanya.

Bacaan Lainnya

Candra mengaku telah membangun koordinasi dengan pemerintah Nduga agar para murid yang datang ke Jayawijaya bisa segera kembali dan melanjutkan pendidikan di Kabupaten Nduga.

“Saya sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat agar siswa-siswi yang berdatangan ke Wamena seluruhnya dapat melanjutkan sekolah di Kenenyam, yang merupakan ibu kota Kabupaten Nduga,” ujar Candra.

Hingga kini, kata Candra, ada sekitar 320 anak Nduga yang berada di Kabupaten Jayawijaya. Mereka bersekolah di sekolah darurat yang berada di halaman gedung gereja di Elekma, Jayawijaya.

“Seluruh siswa-siswi yang mengenyam pendidikan di Wamena tinggal di rumah sanak keluarganya yang sebagian besar berada di Kampung Elekma. Hal ini disebabkan kejadian penyanderaan, pemerkosaan, serta ancaman dari KKSB,” pungkasnya. (mb/detik)

Pos terkait