Urusan Keluarga Makin Pelik, Adik PM Singapura Pilih Damai

Metrobatam, Jakarta – Dua adik dari Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengungkapkan ingin berdamai dengan kakaknya, setelah perseteruan keluarga mengenai wasiat mendiang ayah mereka, menjadi sorotan publik dalam dua bulan terakhir.

“Untuk saat ini, kami akan berhenti menyajikan bukti-bukti [pertikaian] di media sosial, agar kami dan keinginan ayah kami tidak diserang atau disalahartikan,” tutur Lee Hsien Yang, 60, dan Lee Wei Ling, 62, dalam sebuah pernyataan bersama, Kamis (6/7).

Sejak bulan lalu, PM Lee yang merupakan anak tertua dari Pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, didera skandal perseteruan keluarga dengan kedua adiknya perihal status salah satu properti keluarga berusia ratusan tahun, yang berlokasi di Oxley Road 38.

Hsien Yang dan Wei Ling menuding kakaknya tersebut menyalahgunakan kekuasaan untuk menghalangi pembongkaran properti keluarga itu demi keuntungan politik pribadi.

Bacaan Lainnya

Keduanya juga menuduh PM Lee berbohong soal wasiat ayah mereka dalam debat terbuka yang berlangsung di sidang parlemen, Selasa (4/7).

Diberitakan AFP, bungalow yang menjadi pusat konflik keluarga ini telah diperdebatkan sejak 2015, setelah kematian sang ayah, Lee Kuan Yew, dan menjadi konsumsi publik karena pihak keluarga saling beradu argumen di media sosial.

Sebelumnya, Lee Kuan Yew disebut menginginkan bungalow itu dihancurkan setelah dia meninggal, guna mencegah terciptanya ‘tempat pemujaan’ bagi keluarga nomor satu di Negeri Singa itu.

“Sebenarnya, kami berharap dapat berembuk tanpa butuh melibatkan pengacara atau instansi pemerintah,” tutur kedua saudara kandung PM Lee tersebut.

Perseteruan keluarga nomor satu yang belum pernah terjadi sebelumnya ini sontak menjadi perhatian publik negara kota di Asia Tenggara itu.

Dalam pidatonya di parlemen, Senin (3/7) PM Lee membantah tudingan dua adiknya tersebut yang dianggap tidak berdasar.

Dalam sebuah pernyataan, PM Lee telah meminta maaf kepada rakyat Singapura atas pertikaian keluarga tersebut, yang dia anggap merusak reputasi negaranya.

“Tidak dapat dipungkiri lagi, ini bisa mempengaruhi kepercayaan warga Singapura terhadap pemerintah,” kata PM Lee.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait