Usai Habisi Sopir Go-Car, Tyas Kuliah di FE Unsri Seperti Biasa

Metrobatam, Palembang – Tyas Driyantama (19) membunuh sopir Go-Car, Try Widyantoro bersama tiga temannya. Di kasus itu, satu pelaku ditembak mati, satu buron dan satu lagi ditembak kedua kakinya.

Usai membunuh Try, Tyas dan tiga teman lainnya pulang ke rumah masing-masing. Tyas menyerahkan seluruh hasil rampokan pada ketiga temannya untuk penyelesaian.

Sementara keesokan harinya, Tyas tetap kuliah seperti biasa di Jurusan Ekonomi Pembangunan Unsri, yang berada di Indralaya, Ogan Ilir. Bahkan sampai dengan 1 hari sebelum akhirnya menyerahkan diri.

“Saya tetap kuliah seperti biasa setelah kejadian. Bahkan sebelum menyerahkan diri pada Sabtu (31/3) malam, saya juga masih kuliah kuliah siangnya. Pulang kuliah baru saya sampaikan sama orang tua untuk menyerahkan diri karena baca berita dan ketakutan,” kata Tyas saat diperiksa oleh penyidik Subdit Jatanras di Mapolda Sumsel, Senin (2/4).

Bacaan Lainnya

Setelah menyerahkan diri, Tyas mengaku menyesal dan bersedia membantu polisi untuk mengungkap keberadaan Hengki yang masih buron. Hal ini sebagai salah satu cara mengakui kesalahannya usai korban ditemukan tinggal tulang.

Terakhir, Tyas mengaku mobil hasil kejahatan itu digunakan oleh ketiga temannya untuk jalan-jalan dan mejeng bersama pacarnya. Bahkan mobil itu digunakan untuk keperluan mereka saat berada di Palembang.

Dia mengaku hanya memegang tangan dan kaki Try. “Yang eksekusi itu Poniman dan Hengki, saya hanya pegang tangan dan kaki saja. Termasuk yang memesan Go-Car dan juga buang mayat ke Muara Sungang itu mereka berdua, Bayu pegang kaki korban karena sempat melawan,” kata Tyas saat diperiksa oleh penyidik Subdit Jatanras di Mapolda Sumsel.

Saat dijerat itulah korban sempat berteriak dan minta pertolongan dengan menekan klakson mobil. Bahkan pelaku sempat mengucapakan kata terakhir sebelum akhirnya tewas.

“Jangan bunuh saya. Kalau mau ambil uang, mobil dan harta ambillah. Tetapi tolong jangan bunuh saya. Saya masih ada anak dan istri,” kata Tyas menirukan perkataan terakhir korban saat dalam kondisi dijerat.

Mendengar ucapan itu, Tyas sempat tak berani memegang tangan korban. Karna dipaksa oleh ketiga temannya ini, Tyas akhirnya kembali peegang dan menarik tangan korban. Namun Tyas sambil memejamkan mata karena panik dan takut.

Poniman dan Hengki semakin keras menarik tambang di leher korban yang duduk di kursi kemudi mobil. Sampai akhirnya korban tidak berdaya dan tewas di dalam mobilnya sendiri.

Setelah korban tewas, keempat pelaku sempat berembuk untuk membuang jasad korban. Tyas mengusulkan agar korban dikubur secara layak. Tetapi tiga teman lainnya menolak, dengan alasan keamanan dan takut dilihat orang lain.

“Saya usul untuk dimakamkan dengan layak, tapi yang lain menolak. Akhirnya dibuang ke Muara Sungsang, itu juga Poniman dan Hengki yang angkat mayat dan saya bersama Bayu tunggu di mobil,” kata Tyas mengingat kembali saat membuang jasad korban. (mb/detik)

Pos terkait